Berita

ilustrasi/net

Publika

Berlaku Adil Terhadap Pengikut Gafatar

JUMAT, 22 JANUARI 2016 | 04:14 WIB

RICA Trihandayani mungkin bukan siapa-siapa. Ia hanya seorang dokter yang menetap di Jogyakarta bersama suami dan anaknya. Nama dokter tersebut akhir-akhir ini berhasil menyita ruang publik karna hilang secara misterius bersama seorang balitanya. Menghilangnya dokter ini disinyalir karna keinginannya bergabung dengan organisasi gerakan fajar nusantara (GAFATAR).

Gafatar merupakan perpanjangan dari sekte Al-Qiyadah al Islamiyah, Komunitas Millah Abraham (Komar), pimpinan nabi palsu Ahmad Mushaddeq. Hingga saat ini heboh soal Gafatar belum berlalu. Segala hal soal ormas ini jadi pembicaraan di kalangan pejabat. Dari mulai Istana, penegak hukum, sampai MUI. Mereka sepakat bahwa Gafatar adalah aliran sesat dan mengimbau masyarakat untuk menjauhinya.

Bukan salah Dr Rica semata bahwa dia akhirnya memilih bergabung dengan Gafatar. Faktor lingkungan juga berperan dalam membentuk pemahaman Rica terhadap suatu agama. Jangan lupa pula bahwa masyarakat, negara, hingga ulama pun sejatinya ikut bertanggung jawab. Radikalnya pemahaman seseorang terhadap agama sesungguhnya cermin dari lemahnya sekaligus wajah buruk pemahaman agama yang beredar dilingkungan masyarakat. Demikianlah realitanya.


Dr Rica dan pengikut ormas Gafatar yang lain merupakan hasil radikalisasi oknum agamawan. Kebanyakan dari mereka akan dijanjikan pahala dan surga apabila mengikuti ajaran-ajaran yang pelaku doktrin ajarkan. Para pengikut ormas yang nahas itu kembali menjadi perhatian saat di amuk massa baru-baru ini. Akibatnya kebencian, deskriminasi sosial hingga pembakaran hutan pun memenuhi kehidupan keseharian mereka.

Soal Gafatar, jika ormas itu memang terbukti mengajarkan radikalisasi agama yang cendrung gampang menyesatkan hingga melakukan sebuah teror, jelas harus diberantas sedini mungkin. Namun tindakan main hakim yang biadab dan brutal terhadap manusia hasil doktrin seperti pengkit Gafatar ini, tetap tak bisa dibenarkan. Apalagi terhadap warga negara yang notabene jelas memiliki Hak hukum sebagaimana masyarakat lainnya.

Lemahnya penegakan hukum dan buruknya kinerja aparat penegak hukum di Negri ini adalah biang dari segala kejadian-kejadian ini. Negara seharusnya lebih memperhatikan ormas-ormas dalam masyarakat. Kemudian, apabila terdapat ormas yang dinilai berlawanan dengan hukum bangsa dan agama, maka secepatnya harus segera diatasi.

Kejadian ini juga harus dijadikan bahan penilaian masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap ajaran ormas keagamaan. Agama itu indah dan damai. Sejatinya tak ada satu agama pun didunia yang membenarkan perilaku dzholim, termasuk agama Islam. Artinya, meski Gafatar merupakan ormas "sesat" seperti yang difatwakan MUI, penganut Agama yang baik tak akan mau melakukan perilaku main hakim sendiri. [***]

Penulis adalah aktivis HMI Ciputat serta penggiat kajian PIUSH, Dedy Ibmar


Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya