Berita

Publika

Jangan Kambing Hitamkan HMI

KAMIS, 21 JANUARI 2016 | 08:26 WIB

SETELAH aksi teror yang terjadi di Sarinah pekan lalu, kemarin sore, Rabu 20 Januari 2016, saya membaca berita di salah satu portal berita online yang isinya  menyangkutpautkan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dengan terorisme. Judul beritanya "Sekretariat HMI Singaraja Dicurigai Sarang Teroris". Sontak saya pun kaget membaca judul berita yang sangat mengerikan itu, meski saya yakin bahwa hal itu tak mungkin.

Dan benar saja, isi berita tersebut menceritakan tentang aksi penggerebekan belasan aparat keamanan ke dalam Sekretariat HMI Cabang Singaraja di Jalan Abimanyu 32. Alasanya sangat sederhana, hanya gara-gara berkibar bendera HMI di pagar sekretariat, seorang warga langsung berasumsi bahwa organisasi ini dianggap radikal dan terindikasi komplotan teroris, lantas ia pun melapor ke aparat keamanan. Sungguh alasan yang sederhana dan sangat dangkal.

Sebatas informasi, Bendera HMI itu terdiri atas warna Hijau dan Hitam, kemudian sebuah Lencana (lambang) yang di dalamnya ada tulisan HMI dan gambar Bulan-Bintang.


Lantas muncul pertanyaan di dalam benak saya; mengapa seorang warga itu sampai hati melaporkan ke aparat keamanan bahwa HMI itu terindikasi terorisme hanya gara-gara sehelai bendera yang tak berdosa itu?

Perlu saya tegaskan bahwa HMI itu bukan organisasi radikal apalagi gerakan teroris. HMI adalah organisasi mahasiswa yang berazaskan Islam dan berjuang untuk menegakkan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Islam HMI bukan Islam yang ekslusif yang merasa benar sendiri, bukan Islam yang suka mengkafir-kafirkan golongan lain, dan bukan pula Islam garis keras. Islam HMI adalah Islam yang inklusif, toleran, moderat dan cinta damai. Dalam bahasa al-Qur'an, Islam HMI adalah Islam yang rahmatan lil'alamin, menjadi rahmat dimanapun dan kapanpun.

Secara prinsipil, seluruh kader HMI diajarkan nilai-nilai dasar untuk menopang gerak perjuangannya. Mulai dari prinsip dasar ketauhidan, kemerdekaan individu, dan keadilan di dalam tatanan masyarakat. Kesemuanya terhimpun dalam sebuah naskah ideologis yang bernama NDP (Nilai-nilai Dasar Perjuangan).

Terlebih pada Kongres ke-29 di Pekanbaru yang lalu, HMI telah menetapkan Basic Demand Indonesia (BDI) sebagai naskah resmi organisasi. BDI tersebut merupakan salah satu ikhtiar organisasi dalam upaya memperkokoh pemahaman kader dalam aspek keindonesiaan. Bagi HMI, mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah harga mati, yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Dan siapa pun yang berupaya untuk memecah-belah kesatuan bangsa, maka itulah musuh HMI.

Maksud hati bukan untuk menyalahkan warga yang melapor tadi, tetapi saya hanya ingin sekedar meluruskan pemahaman kepada siapapun yang tidak memahami tentang seluk-beluk himpunan ini. Cukuplah beberapa golongan saja yang menjadi "kambing hitam" atas kejadian teror yang terjadi di Sarinah itu, tapi jangan HMI.

Tidakkah saudara tahu bahwa HMI yang pasang badan dalam mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia; tidakkah saudara tahu bahwa HMI yang sering turun ke jalan menyuarakan keadilan; dan tidakkah saudara tahu bahwa HMI telah berhasil mengawinkan antara Islam dan Demokrasi sehingga saudara saat ini bisa bernafas dengan penuh kebebasan.

Dari rahim HMI pula lah banyak lahir dan tumbuh intelektual-intelektual Muslim berwawasan kebangsaan semisal Cak Nur, Dawam Rahardjo, Ahmad Wahib, Djohan Effendi, Azyumardi Azra, Amin Rais, Komaruddin Hidayat, dan banyak nama-nama besar lainnya.

Jangan kambing-hitamkan HMI. Sesederhana itu pesan yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini. Wallahu a'lam

Ramdhany
Ketua Umum HMI Cabang Ciputat

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya