Berita

Publika

Indonesia Butuh Visi Baru Tentang Pelestarian Hutan

MINGGU, 10 JANUARI 2016 | 08:39 WIB

SALAH satu sahabat terbaik bagi manusia adalah Pohon. Keberadaan pohon dapat mengurangi kadar karbon dioksida dan melahirkan oksigen di muka bumi. Tidak hanya itu, pohon juga dapat mencegah terjadinya banjir karena air hujan akan terserap ke dalam tanah. Sederhananya, pohon aalah sumber utama kelangsungan hidup bagi makhluk hidup.

Berbagai upaya untuk menghidupkan pohon-pohon pun sudah dilakukan. Sebut saja dengan penanaman kembali pohon di hutan, gerakan-gerakan penghijauan dan lain-lain.

Sayangnya, penanaman kembali itu tidak selalu diiringi dengan pelestariannya. Padahal penting bagi kita untuk terus memantau perkembangan pohon yang kita tanam. Dengan begitu, pelestarian dan proses penghijauan kembali bisa berjalan sesuai target yang diinginkan.


Buktinya, sepanjang 2015 lalu hutan di daerah Sumatera dan Kalimantan malah dijadikan objek pembakaran. Sehingga, ratusan hektar hutan musnah seketika. Malangnya lagi, kerugian itu tak hanya berdampak pada sisi luas hutan yang berkurang, masyarakat di daerah-daerah itu pun ikut menjadi korban hamparan asap akibat kegilaan para pembakar hutan tersebut. Sederhananya, ini merupakan krisis kompleks dan multidimensional yang segi-seginya menyentuh setiap aspek kehidupan seperti kesehatan, lingkungan hidup, hubungan sosial, ekonomi hingga politik.

Kemudian, menjelang akhir tahun 2015, perlahan asap mulai menghilang dan menyisakan lahan gundul lahapan sijago merah. Namun lagi-lagi berita menyengat mengenai hutan bangsa yang malang itu kembali hadir. Sebagaimana diketahui bahwa perusahaan pembakar hutan di dua pulau nusantara ini telah lolos dari jeratan hukum. Dalam putusannya, hakim berdalih bahwa kebakaran hutan tidak merusak lahan karena masih dapat ditanami kembali.

Tentu saja logika ini tak dapat diterima. Hal ini sama saja apabila saya mengatakan bahwa "membunuh itu bukanlah perkara kejahatan karna masih akan lahir lagi manusia-manusia yang baru". Dengan sendirinya, setiap insan dengan akal sehatnya pasti menolak pernyataan tersebut.

Kronologis cerita hutan di negeri ini memang sangat mengenaskan tragis. Ini merupakan kado terindah dan teristimewah untuk Hari Sejuta Pohon yang diperingati setiap 10 Januari. Hingga pada akhirnya, Indonesia telah sampai pada puncak mengkerutnya luas hutan dan musnahnya pepohonan secara dramatis. Wacana-wacana dan gerakan-gerakan penghijauan sudah sangat usang dan tidak lagi dapat menggerakkan roda sejarah. Apabila hal ini terus berlanjut dapat dipastikan ekosistem perlahan akan sirna.

Maka dari itu Indonesia butuh visi baru tentang kondisi hutan. Sebuah visi yang dilakukan secara terus-menerus dan tidak setengah-tengah. Hari Sejuta Pohon saat ini seharusnya dijadikan momen untuk mengingat, melakukan dan mempertahankan visi dalam memelihara hutan. Sebab hutan dengan segala keistimewaan itu perlahan terlupakan dengan kehidupan modern yang serba sibuk. Selamat Hari Sejuta Pohon Dunia. [***]

Dedy Ibmar
Aktivis HMI Ciputat dan Penggiat Kajian PIUSH (Pojok Inspirasi Ushuluddin)


Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya