Berita

menpar

Di Spanyol, Menpar Arief Yahya Temukan Afirmasi Ilmu-ilmu Pariwisata

SENIN, 07 DESEMBER 2015 | 20:43 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Menteri Pariwisata Arief Yahya memanfaatkan kunjungannya ke Spanyol untuk belajar ilmu pariwisata dari negara Matador tersebut. Karena negara itu punya kisah sukses dengan 68 juta wisatawan mancanegara per tahun.

"Industri pariwisata di Spanyol hidup, berkembang, dan menjadi tumpuan ekonomi negara," kata Arief Yahya dalam keterangan persnya (Senin, 7/12).

Bagi Menpar Arief  Yahya, lawatan ke Vatikan kemudian ke Madrid, Spanyol, seperti menemukan afirmasi yang semakin kuat dan mendasar atas teori-teori pariwisatanya. Menurutnya, password turisme itu adalah 3A, yakni Atraksi, Akses dan Ameniti.

Atractiveness pariwisata Spanyol ada di heritage site, arsitektural klasik, gedung berumur ratusan bahkan ribuan, yang direstorasi. Dijaga, dilestarikan bentuk dan tampak luarnya. Kalau pun diperbaiki, tidak sampai mengubah desain originalnya. Ada ribuan gedung kuno di sana, dengan ukiran batu di ujung pilar, melengkung sambung menyambung, simetris kiri kanan, dan satu per satu disulap menjadi luxury hotel.

Sebut saja Real Palacio Madrid atau Royal Palace, istana raja yang dibangun tahun 1738-1755 oleh Raja Carlos III. "Berapa ribu rombongan yang setiap hari berwisata sejarah di sana? Berbondong-bondong orang antre melihat kemegahan dan keagungan istana yang sudah berumur ratusan tahun itu,” kata Arief Yahya dalam siaran persnya (Senin, 7/12).

Sama halnya dengan bekas-bekas heritage di Andalusia, seperti Istana merah” Alhambra, Granada, Cordoba, Sevilla, di Spanyol Selatan yang berdekatan dengan Benua Afrika. Semuanya heritage, karya budaya, sekaligus buah karya tangan-tangan manusia.

"Prinsipnya sama, semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan! Dan itu terbukti 1000 persen di Spanyol," jelas Arief Yahya yang selama ini selalu mengucapkan kalimat yang bernuansa sustainability tourism development itu.

Di Kota Madrid sendiri, ada Plaza Mayor, alun-alun tempat meeting point, pusat berkumpulnya para turis ke sana. Tiap jam, ramainya tak ketulungan, apalagi Sabtu Minggu, penuh sesak.

Menpar Arief Yahya juga sempat Tour Estadio Santiago Barnebeu, markas home stadion-nya raksasa sepak bola dunia, Real Madrid. Kebetulan, saat ini ada 20 pertandingan dari 6 klub papan atas, yang kelihatan di TV, terpasang branding Wonderful Indonesia.” Namanya DBR-Digital Board Replacement.

Atraksi (A pertama, dari 3A itu, red) adalah man made, hasil kreasi managemen El-Real. Tetapi karena brand Real Madrid itu sendiri sudah mendunia, maka orang datang melihat dan bayar mahal tidak merasa rugi” merogoh koceknya. Itulah kekuatan brand," ungkap Arief Yahya yang didampingi I Gede Pitana, Deputi Pemasaran Mancanegara, Noviendi Makalam Markom Mancanegara, Oni Yulfian Kabag TU dan Ronald PMH Asmen itu.

Dia membandingkan, Indonesia sangat kaya dengan atraksi, tidak akan ada habisnya dieksplorasi.

"Nah, A yang kedua adalah aksesibilitas atau connectivity. Untuk menuju ke destinasi wisata itu harus bisa ditempuh dalam jangka pendek, nyaman, aman, murah, dan gampang. Itu semua masuk dalam skema pariwisata di Spanyol," ungkap Arief.

Sedang A yang ketiga adalah Aminitas. Semua kelengkapan tempat wisata, seperti hotel, restoran, jasa transportasi local, money changer, dan lainnya. Di Spanyol, ke-3A itu aman, sustainable, dan makin disempurnakan. Amati dan afirmasi saja, hampir di semua objek wisata yang hebat, selalu memenihu standar kriteria 3A itu,” jelas Arief yang semakin meyakini akan teorinya untuk diimplementasi.

Pertanyaannya? Bagaimana dengan kita? Indonesia? "Itu yang kita harus ngebut, kita bedah satu-satu, kita sempurnakan," demikian mantan Dirut PT Telkom Indonesia, yang pernah dinobatkan sebagai Marketeer of The Year 2013 di Markplus Conference 2014 dan The Most Inspirational CEO oleh Mens Obsession Award 2014 ini. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

Jokowi Harus Minta Maaf kepada Try Sutrisno dan Keluarga

Senin, 07 Oktober 2024 | 16:58

UPDATE

Kasus Korupsi PT Timah, Sandra Dewi Siap jadi Saksi Buat Suaminya di Depan Hakim

Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:05

Banjir Rendam 37 Gampong dan Ratusan Hektare Sawah di Aceh Utara

Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:00

Perkuat SDM, PDIP-STIPAN kembali Teken MoU Kerja Sama Bidang Pendidikan

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:46

Soal Kementerian Haji, Gus Jazil: PKB Banyak Speknya!

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:34

Pemerintah Harus Bangun Dialog Tripartit Bahas Kenaikan UMP 2025

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:24

PWI Sumut Apresiasi Polisi Tangkap Pembakar Rumah Wartawan di Labuhanbatu

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:15

Kubu Masinton Pasaribu Berharap PTTUN Medan Tolak Gugatan KEDAN

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:59

PKB Dapat Dua Kursi Menteri, Gus Jazil: Itu Haknya Pak Prabowo

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:54

MUI Minta Tokoh Masyarakat dan Ulama Turun Tangan Berantas Judol

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:43

Bertemu Presiden AIIB, Airlangga Minta Perluasan Dukungan Proyek Infrastruktur di Indonesia

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:22

Selengkapnya