Berita

bambang soesatyo

Golkar: Rekaman Lengkap Pembicaraan Ketua DPR dan Bos PT FI Lebih Mengerikan

KAMIS, 26 NOVEMBER 2015 | 20:40 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Pergantian anggota Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) dari Golkar untuk memastikan proses beracara di MKD berjalan sesuai mekanisme dan peraturan UU dan tanpa adanya upaya politisisasi.

Karena Golkar berpandangan bahwa proses beracara di MKD termasuk pengusutan kasus dugaan pelanggaran kode etik Ketua DPR Setya Novanto harus berjalan profesional, terbuka bagi publik (transparan) dan fair atau adil, tanpa penzoliman, fitnah dan kriminalisasi.

Demikian disampaikan Sekretaris Fraksi Golkar Bambang Soesatyo dalam pesan singkatnya petang tadi (Kamis, 26/11).

Tiga anggota MKD dari Golkar yang diganti itu adalah Hardisoesilo, Dadang S Muchtar, dan Budi Supriyanto. Ketiganya digantikan oleh Kahar Muzakir, Ridwan Bae, dan Aldis Kadir.

"Penguatan di MKD bagi Golkar penting," ungkap Bambang.

Apalagi, pihaknya mendengar informasi bahwa rekaman lengkap pembicaraan antara Setya Novanto dengan elit Freeport yang berdurasi 100-an menit tersebut lebih mengerikan. Karena melibatkan lebih banyak nama-nama penting dan kesohor.

"Jadi, pasukan Golkar di MKD harus kuat dan obyektif. Kalau ada upaya kriminalisasi dan politisasi Golkar akan melakukan perlawanan habis-habisan," ucapnya terkait penanganan laporan Menteri ESDM Sudirman Said tersebut.

Namun kalau ternyata sebaliknya, bahwa semua proses beracara di MKD sudah berjalan sesuai koridor hukum dan UU serta berdasarkan fakta yang tak terbantahkan. "Golkar juga tidak akan konyol. Dan akan mendukung sepenuhnya apapun yang menjadi keputusan MKD," demikian Bambang Soesatyo.

Rekaman pembicaraan antara Setya Novanto dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsuddin bersama pengusaha Riza Chalid telah diserahkan Menteri ESDM ke MKD. Berdasarkan laporan Sudirman, rekaman tersebut berdurasi 120 menit. Tapi rekaman yang diberikan dalam bentuk flashdisk tersebut hanya berdurasi 11,38 menit. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

UPDATE

Kasus Korupsi PT Timah, Sandra Dewi Siap jadi Saksi Buat Suaminya di Depan Hakim

Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:05

Banjir Rendam 37 Gampong dan Ratusan Hektare Sawah di Aceh Utara

Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:00

Perkuat SDM, PDIP-STIPAN kembali Teken MoU Kerja Sama Bidang Pendidikan

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:46

Soal Kementerian Haji, Gus Jazil: PKB Banyak Speknya!

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:34

Pemerintah Harus Bangun Dialog Tripartit Bahas Kenaikan UMP 2025

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:24

PWI Sumut Apresiasi Polisi Tangkap Pembakar Rumah Wartawan di Labuhanbatu

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:15

Kubu Masinton Pasaribu Berharap PTTUN Medan Tolak Gugatan KEDAN

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:59

PKB Dapat Dua Kursi Menteri, Gus Jazil: Itu Haknya Pak Prabowo

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:54

MUI Minta Tokoh Masyarakat dan Ulama Turun Tangan Berantas Judol

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:43

Bertemu Presiden AIIB, Airlangga Minta Perluasan Dukungan Proyek Infrastruktur di Indonesia

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:22

Selengkapnya