Berita

Mesin Pendorong Ekonomi Nasional, Industri Perkeretaapian Harus Ditingkatkan

RABU, 25 NOVEMBER 2015 | 21:26 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Kementerian Perindustrian sudah menginisiasi pendirian Pusat Rekayasa dan Pelatihan Perkeretaapian Nasional bersama dengan PT. INKA dan Institute Teknologi Bandung.

Selain itu, Kementerian Perindustrian juga tengah berkonsolidasi untuk dapat mendukung penyiapan SDM Industri sehingga dapat berperan maksimal dalam pembangunan kereta api ini.

"PT. INKA sebagai satu-satunya industri kereta api di Indonesia harus didorong terus untuk penguasaan teknologi, peningkatan kualitas dan kapasitas produksi serta mampu mengintegrasikan industri pendukungnya," jelas Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elekktronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan.

Dia menyampaikan itu dalam sambutannya sekaligus membuka Seminar Nasional Industri Penunjang Perkeretaapian dengan tema "Kesiapan Industri Nasional Dalam Pengembangan Perkeretaapian Indonesia" yang diselenggarakan Kementerian Perindustrian di Jakarta, Rabu (25/11).

Menurutnya, industri perkeretaapian akan mampu menjadi mesin pendorong ekonomi sekaligus kebangkitan teknologi nasional di masa depan.  Untuk itu, diperlukan sinergi program antara Kementerian Perindustrian dengan instansi terkait. Misalnya dengan BPPT dan Kemenristek Dikti untuk berkolaborasi dalam pengembangan dan penguasaan teknologi kereta api.

Di samping itu, dengan Kementerian Perhubungan untuk pengembangan sarana dan prasarana perkeretaapian, serta dengan Bappenas dan Kementerian BUMN dalam perencanaan dan pembangunan perkeretaapian.

Putu melanjutkan, saat ini pihaknya sudah mulai mengidentifikasi dan menfasilitasi peningkatan kemampuan untuk kemandirian industri penunjang perkeretaapian di Indonesia. "Demikian halnya dengan PT. KAI sebagai operator pengguna kereta api, saya berharap dapat mengoptimalkan potensi dalam negeri," ujarnya.

Putu meyakini kereta api adalah salah satu tulang punggung transportasi massal masa depan di Indonesia dan diharapkan menjadi penyokong pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kereta api menjadi salah satu fokus utama Pemerintahan saat ini yang tertuang dalam Nawa Cita dan kita lihat sudah mulai dibangun Infrastrukturnya seperti rel ganda di Jawa, trans sumatera, trans Sulawesi, trans Kalimantan bahkan untuk trans Papua sedang dikaji kelayakannya oleh Kementerian Perhubungan," paparnya.

Demikian juga perkembangan kebutuhan akan Kereta Rel Listrik (KRL), Light Rapid Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT) sedang dikembangkan di kota-kota besar terutama di Jakarta, menyusul Surabaya dan Bandung.  Tidak kalah pentingnya adalah pengembangan kereta cepat.

Pasalnya, di kota-kota besar yang sangat padat aktivitas perpindahan manusia, kereta terbukti efektif sebagai solusi. Saya bersyukur jika saat ini telah dilaksanakan pembangunan LRT dan MRT. Multiplier effect ekonomi tentunya akan mulai terasa. Ditambah lagi program kereta cepat yang akan membanggakan,” kata Putu.

Untuk mewujudkan hal tersebut, tentunya membutuhkan kesiapan industri dalam negeri. Berbeda dengan sektor otomotif yang sudah sangat mapan industrinya di Indonesia dengan bisnis yang sangat besar, sektor kereta api masih baru akan tumbuh sehingga masih sedikit investor yang tertarik untuk bisnis ini,” ungkap Putu. Hal ini yang menjadi peluang yang sangat besar untuk industri dalam negeri.

Pada kesempatan tersebut, Putu berharap komunikasi dan koordinasi diantara pemangku kepentingan di industri perkeretaapian dapat semakin ditingkatkan. Melalui seminar ini, kita dapat berdiskusi dan membahas bersama perkembangan maupun permasalahan industri penunjang perkeretaapian yang saat ini terjadi sehingga akan memberikan masukan dan solusi,” pungkasnya. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

UPDATE

Kasus Korupsi PT Timah, Sandra Dewi Siap jadi Saksi Buat Suaminya di Depan Hakim

Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:05

Banjir Rendam 37 Gampong dan Ratusan Hektare Sawah di Aceh Utara

Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:00

Perkuat SDM, PDIP-STIPAN kembali Teken MoU Kerja Sama Bidang Pendidikan

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:46

Soal Kementerian Haji, Gus Jazil: PKB Banyak Speknya!

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:34

Pemerintah Harus Bangun Dialog Tripartit Bahas Kenaikan UMP 2025

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:24

PWI Sumut Apresiasi Polisi Tangkap Pembakar Rumah Wartawan di Labuhanbatu

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:15

Kubu Masinton Pasaribu Berharap PTTUN Medan Tolak Gugatan KEDAN

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:59

PKB Dapat Dua Kursi Menteri, Gus Jazil: Itu Haknya Pak Prabowo

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:54

MUI Minta Tokoh Masyarakat dan Ulama Turun Tangan Berantas Judol

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:43

Bertemu Presiden AIIB, Airlangga Minta Perluasan Dukungan Proyek Infrastruktur di Indonesia

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:22

Selengkapnya