Berita

Fuad Bawazier

Tuntaskan Kasus Freeport, Lebih Baik DPR Dan Pemerintah Bentuk Panel Independen

SELASA, 24 NOVEMBER 2015 | 18:30 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Publik harus mewaspadai apabila akhirnya para pemain atau  geng-geng yang diduga mencari kentungan pribadi dalam urusan perpanjangan konsesi tambang Freeport ini justru berkonspirasi untuk saling melindungi diri alias cari selamat bersama. Sehingga masalah pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden untuk meminta saham Freeport menguap begitu saja.

Lewat pesan singkatnya (Selasa, 24/11), ekonom senior Fuad Bawazier mengungkapkan demikian karena melihat seretnya persidangan kasus yang melibatkan Ketua DPR Setya Novanto tersebut di Mahkamah Kehormatan Dewan DPR RI. (Baca: Setya Novanto Bantah Catut Nama Presiden Jokowi)

"Untuk mencegah itu, sebaiknya Pemerintah dan DPR bersama-sama bikin Panel Independen untuk mengusut tuntas mereka yang diduga terlibat atau bermain seperti SN, LBP dan SS. Melalui Panel ini SN, LBP dan SS bisa membela dirinya masing-masing secara maksimal dan terbuka. Kalau tidak salah, kenapa takut?" katanya mempertanyakan. (Baca: Luhut: Saya Sudah Selesai Dengan Diri Saya)


Dia menjelaskan tuduhan terhadap Setya Novanto (SS) yang dilaporkan dan Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) yang namanya disebut sebanyak 17 kali dalam rekaman tersebut adalah dugaan percaloan. Sedangkan tuduhan terhadap terhadap Menteri ESDM Sudirman Said adalah melanggar UU Minerba untuk kepentingan Freeport.

Menurut Fuad, hasil Panel Independen ini nanti digunakan sebagai landasan langkah-langkah pengusutan atau tindakan berikutnya. Mungkin mereka sekadar terkena sanksi administrasi (diberhentikan dari jabatan masing-masing) atau diteruskan ke ranah hukum bila terindikasi kuat ada unsur pidananya. Atau bebas dan dipulihkan nama baiknya bila terbukti tidak bersalah.  

"Dengan demikian persoalan di internal bangsa kita tuntas terlebih dahulu sehingga kita bisa berhadapan dengan Freeport secara utuh dan bermartabat untuk kepentingan nasional. Jangan lagi di perpanjang setelah kontraknya nanti habis tahun 2021. Sudah lebih dari 50 tahun Freeport mengeruk kekayaan Papua ini, enough is enough. Kini giliran bangsa kita sendiri yang menikmatinya," demikian Fuad. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya