Berita

menperin saleh husin

LAPORAN KINERJA KEMENPERIN

Industri Pengolahan Masih Menjadi Motor Penggerak Utama Pertumbuhan Ekonomi Nasional

SELASA, 20 OKTOBER 2015 | 02:58 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Industri pengolahan non-migas tumbuh sebesar 5,26% pada semester I tahun 2015, lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,55%. Sedangkan secara triwulan II tahun 2015 pertumbuhan industri non-migas sebesar 5,27%, lebih tinggi dibanding triwulan I tahun 2015 yang sebesar 5,21%.

Namun demikian pertumbuhan non-migas ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi semester I Tahun 2015 sebesar 4,70%, dengan kontribusi terhadap total PDB sebesar 18,20% pada semester I tahun 2015.

Dalam laporan capaian kinerja Kementerian Perindustrian periode Oktober 2014 - Oktober 2015 yang diterima redaksi disebutkan, bahwa kontribusi ini adalah yang terbesar dibandingkan sektor ekonomi lainnya.

"Sehingga dapat dikatakan bahwa industri pengolahan masih menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional."   

Sementara nilai investasi industri (PMA dan PMDN) pada semester I tahun 2015 sebesar Rp.110.216,35 miliar naik dibanding semester I tahun 2014 sebesar Rp. 107.077 miliar. Sedangkan secara ekspor produk komoditi industri sampai Juli 2015 sebesar US$ 63,27 miliar dan impor produk komoditi industri sebesar US$ 63,04 miliar.

Dalam laporan tersebut juga disampaikan progres pembangunan berbagai program unggulan/prioritas nasional, seperti pembangunan 14 kawasan industri.

Perencanaan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang di 7 (tujuh) Kawasan Industri dan penyusunan DED di 6 (enam) Kawasan Industri wilayah Sumatera dan Kalimantan, misalnya, telah mencapai 75%.

Sementara fasilitasi pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei yang meliputi pembangunan tangki timbun telah mencapai 7%, pembangunan dry port telah mencapai 17%, pembangunan jalan poros telah mencapai 11%, dan pembangunan jalan kereta api baru mencapai tahap land clearing.

Perencanaan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang di 6 (enam) Kawasan Industri dan penyusunan DED di 5 (lima) Kawasan Industri wilayah Papua, Maluku, dan Sulawesi telah mencapai 75%.

Dalam rentang waktu setahun masa pemerintahan ini, Kementerian Perindustrian juga merevitalisasi industri pupuk. Pembangunan pabrik Kaltim-5, misalnya, terealisasi 99,98% (terbesar se-Asia Pasifik). Pembangunan pabrik Pusri IIB sampai Juni 2015 mencapai 96,37%. Sedangkan pembangunan pabrik PKG II, pekerjaan Engineering & Procurement sampai 2015 mencapai 14,41%.

Dalam rangka penumbuhan industri, sejak Oktober 2014 pihak Kemenperin juga telah meresmikan 29 pabrik, yang terdiri dari industri kosmetik, otomotif, tinta, makanan, mineral tambang, elektronika, tekstil dan produk tekstil, alas kaki, alat berat dan semen.

Sedangkan dalam rangka upaya penumbuhan wirausaha baru (WUB) di daerah potensial pengembangan industri kecil dan menengah, telah dilatih sebanyak 6.507 orang dengan pemberian bantuan mesin peralatan bagi setiap kelompok wirausaha baru.

Laporan tersebut juga mengungkap tiga hambatan dalam pelaksanaan program sehingga tidak bisa dilaksanakan.

Pertama lamanya proses restrukturisasi Kementerian/Lembaga menyebabkan proses koordinasi terhambat. Kedua, proses penerbitan DIPA APBNP baru diterbitkan pada pertengahan tahun sehingga menyebabkan pelaksanaan kegiatan terhambat.

Ketiga, proses pengadaan tanah untuk kepentingan umum diselenggarakan melalui 4 (empat) tahapan yaitu Tahap Perencanaan Pengadaan Tanah, Tahap Persiapan Pengadaan Tanah, Tahap Pelaksanaan Pengadaan Tanah, dan Tahap Penyerahan Hasil Pengadaan Tanah.

Keempat tahapan tersebut memerlukan waktu kurang lebih selama 8 (delapan) bulan, sedangkan waktu yang tersedia setelah DIPA terbit hanya 6 (enam) bulan sehingga tidak memungkinkan untuk dilaksanakan. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

UPDATE

10 Tahun Rezim Jokowi Dapat 3 Rapor Biru, 1 Rapor Merah

Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:05

Konflik Geopolitik Global Berpotensi Picu Kerugian Ekonomi Dunia hingga Rp227 Ribu Triliun

Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:04

Arzeti Minta Korban Pencabulan di Panti Asuhan Darussalam Annur Dapat Pendampingan Psikologis

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:58

KPK Sita Agunan dan Sertifikat dalam Kasus Korupsi BPR Bank Jepara Artha

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:42

Gerindra Bakal Bangun Oposisi untuk Kontrol Parpol Koalisi?

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28

Imigrasi Tangkap Buronan Interpol Asal China di Bali

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28

Hari Ini, Andi Arief Terbang ke India untuk Transplantasi Hati

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:23

Prabowo Hadiri Forum Sinergitas Legislator PKB, Diteriaki "Presiden Kita Berkah"

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:11

Akomodir Menteri Jokowi, Prabowo Ingin Transisi Tanpa Gejolak

Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:59

Prabowo Tak Akan Frontal Geser Jokowi

Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:44

Selengkapnya