Berita

Kerusuhan di Aceh Singkil Diduga Operasi Jokowi untuk Obral Aset Negara

RABU, 14 OKTOBER 2015 | 02:56 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

RMOL. Pemerintahan Joko Widodo harus segera bertindak cepat mengatasi kerusuhan berbau SARA yang di Aceh Singkil, Aceh Selasa (13/10) siang agar tidak melebar ke daerah-daerah lain. Kerusuhan yang diikuti pembakaran gereja oleh massa berpotensi menjadi pemicu memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Presiden tidak bisa lengah, goyah atau takut lagi dengan tekanan dari berbagai pihak sehingga kehilangan wibawa," tegas Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, FX Arief Poyuono.

Menurutnya, NKRI sangat bergantung pada kekuatan Presiden untuk menghadapi berbagai tekanan dalam berbagai macam bentuk. Saat ini berbagai kepentingan asing sedang beroperasi di Indonesia untuk menggagalkan konsolidasi nasional yang dipimpin oleh pemerintahan Joko Widodo dengan cara pecah belah menggunakan berbagai isu.

Makanya, bisa jadi persoal kerusuhan berbau SARA di Aceh Singkil bisa jadi adalah bagian dari operasi intelejen Jokowi agar persoalan kerusuhan Aceh Singkil akan terus jadi pemberitaan di media sehingga masyarakat lupa untuk mengkritisi kekuatan neolib dan kapitalis berserta antek anteknya di pemerintahan Jokowi dan Parlemen obral Aset aset negara hal ini mirip dengan kejadian Tolikara sebagai jalan untuk memperpanjang ijin usaha pertambangan/kontrak Karya Freeport di Papua.

Begitu juga di Aceh banyak izin-izin pertambangan pertambangan yang akan habis dan akan diperpajang oleh Jokowi.

"Lepas dari soal suka atau tidak pada Presiden Jokowi, tapi resiko akan ditanggung oleh seluruh rakyat Indonesia, kalau Presiden tidak kuat maka pemerintahan tidak kuat, dan kita semua akan hancur dan terjual oleh Jokowi," tandasnya. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

UPDATE

10 Tahun Rezim Jokowi Dapat 3 Rapor Biru, 1 Rapor Merah

Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:05

Konflik Geopolitik Global Berpotensi Picu Kerugian Ekonomi Dunia hingga Rp227 Ribu Triliun

Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:04

Arzeti Minta Korban Pencabulan di Panti Asuhan Darussalam Annur Dapat Pendampingan Psikologis

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:58

KPK Sita Agunan dan Sertifikat dalam Kasus Korupsi BPR Bank Jepara Artha

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:42

Gerindra Bakal Bangun Oposisi untuk Kontrol Parpol Koalisi?

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28

Imigrasi Tangkap Buronan Interpol Asal China di Bali

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28

Hari Ini, Andi Arief Terbang ke India untuk Transplantasi Hati

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:23

Prabowo Hadiri Forum Sinergitas Legislator PKB, Diteriaki "Presiden Kita Berkah"

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:11

Akomodir Menteri Jokowi, Prabowo Ingin Transisi Tanpa Gejolak

Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:59

Prabowo Tak Akan Frontal Geser Jokowi

Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:44

Selengkapnya