Berita

Endriartono Sutarto

Jenderal Tarto: Ah, Pemerintah Sama Saja Rupanya dengan Pedagang

KAMIS, 01 OKTOBER 2015 | 03:57 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto, menyesalkan sikap pemerintah  tidak akan menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) sampai akhir tahun ini.

"Pemerintah putuskan tdk merubah harga BBM sampai Des 2015. Ah sama saja sama pedagang rupanya. Kalau sudah naik, lupa menurunkan," ungkapnya lewat akun Twitter @endrisutarto (Kamis, 1/10).

Jenderal Tarto pernah menjadi Komisaris Utama Pertamina tapi mengundurkan pada September 2008. Menurut Menteri BUMN saat itu, Sofyan Djalil, dia kecewa karena tidak dilibatkan dalam keputusan menaikkan harga elpiji.

Namun dalam sebuah kesempatan, Jenderal Tarto mengatakan dirinya tidak sampai hati melihat rakyat tetap harus antre bahan bakar minyak sementara dia duduk sebagai Komut Pertamina

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah memutuskan per 1 Oktober hingga 31 Desember 2015, harga BBM jenis Premium di wilayah penugasan luar Jawa-Madura-Bali tetap Rp7.300 per liter, Solar subsidi Rp6.900 per liter, dan minyak tanah Rp2.500 per liter.

Harga Premium di Jawa-Madura-Bali akan ditetapkan PT Pertamina (Persero) koordinasi dengan pemerintah dan mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Saat ini Pertamina menjual Premium dengan harga Rp7.400 per liter di Jawa-Madura-Bali.

Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral IGN Wiratmaja menjelaskan berdasarkan perhitungan harga Premium penugasan periode Oktober-Desember 2015 seharusnya Rp7.900 dan Solar Rp6.250 per liter.

Perhitungan harga tersebut mengacu pada harga rata-rata Mogas 92 selama tiga bulan 66,71 dolar AS per barel dan MOPS Solar 61,26 dolar AS per barel. "Dengan kurs rata-rata tiga bulan atau periode Oktober-Desember 2015 sebesar Rp13.708 per dolar AS," katanya, seperti dilansir Antara.

Dengan harga Premium dan Solar yang diputuskan tetap masing-masing Rp7.900 dan Rp6.900 per liter, ia menjelaskan, maka selama tiga bulan Solar akan memperoleh delta positif, sementara Premium masih negatif.

Ia juga mengatakan, kalau mengambil opsi periodisasi selama enam bulan atau dari Oktober 2015 hingga Maret 2016, maka harga Premium menjadi Rp8.300 per liter dan Solar Rp6.750 per liter.

Sedangkan, kalau berlaku satu bulan atau hanya Oktober 2015 saja, maka harga Premium menjadi Rp7.450 dan solar Rp6.150 per liter. Wiratmaja menambahkan, saat ini sedang terjadi anomali penurunan harga pasar Premium dan Solar.

"MOPS premium turun hanya delapan persen, sedangkan MOPS solar hampir 18 persen. Ini ada anomali dikarenakan beberapa kilang dunia mengalami turn around sehingga harga MOPS Mogas 92 (Premium) agak tinggi," katanya.

Ia juga menegaskan, pemerintah akan menutup kerugian Pertamina lewat penugasan pendistribusian BBM melalui sejumlah skema seperti penyertaan modal negara atau dana ketahanan energi.

"Desember nanti, BPK akan me-review, kalau misalnya deltanya masih negatif, maka pemerintah akan membayarkan selisihnya ke Pertamina. Jadi, ini menjadi beban dan tanggung jawab pemerintah, karena pemerintah yang menetapkan harga BBM. Pertamina tidak boleh rugi dari kebijakan ini," katanya.

Kepastian harga BBM periode Oktober-Desember 2015 tetap sama seperti sebelumnya disampaikan Menteri ESDM Sudirman Said sebelumnya.

Dia mengatakan pemerintah telah menetapkan periodisasi evaluasi harga BBM tiga bulan sekali mulai 1 Oktober 2015. Tiga bulan sekali, merupakan jangka waktu yang ideal. "Kami ingin menjaga stabilisasi harga di masyarakat. Kalau enam bulan terlalu panjang, sehingga diputuskan tiap tiga bulan sekali," katanya, seperti dilansir Antara.

Sementara Wiratmaja menambahkan, pertimbangan utama pemerintah tidak mengubah harga BBM adalah menjaga stabilisasi perekonomian. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

UPDATE

10 Tahun Rezim Jokowi Dapat 3 Rapor Biru, 1 Rapor Merah

Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:05

Konflik Geopolitik Global Berpotensi Picu Kerugian Ekonomi Dunia hingga Rp227 Ribu Triliun

Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:04

Arzeti Minta Korban Pencabulan di Panti Asuhan Darussalam Annur Dapat Pendampingan Psikologis

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:58

KPK Sita Agunan dan Sertifikat dalam Kasus Korupsi BPR Bank Jepara Artha

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:42

Gerindra Bakal Bangun Oposisi untuk Kontrol Parpol Koalisi?

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28

Imigrasi Tangkap Buronan Interpol Asal China di Bali

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28

Hari Ini, Andi Arief Terbang ke India untuk Transplantasi Hati

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:23

Prabowo Hadiri Forum Sinergitas Legislator PKB, Diteriaki "Presiden Kita Berkah"

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:11

Akomodir Menteri Jokowi, Prabowo Ingin Transisi Tanpa Gejolak

Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:59

Prabowo Tak Akan Frontal Geser Jokowi

Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:44

Selengkapnya