Berita

Politik

Leo Nababan Pemain Baru yang Sok Ngerti Sejarah Golkar

SELASA, 19 MEI 2015 | 21:57 WIB | LAPORAN:

. Jubir DPP Partai Golkar hasil Munas Ancol, Leo Nababan tidak mengetahui sejarah partai beringin pasca reformasi. Penolakan Munaslub dan langkah Leo mengecilkan peran politisi senior Golkar Akbar Tanjung salah satu buktinya.

Begitu dikatakan Ketua KM AMPG Jakarta Utara, Alexandra saat berbincang dengan wartawan di Jakarta, Selasa (19/5).

Leo, kata Alex, adalah pemain baru di Golkar. Selama ini, dia berkiprah di bawah bayang bayang Agung Laksono.

"Jadi kalau kata anak anak sekarang norak, karena baru bisa dapat bicara di partai Golkar dan media. Bahwa Bang Akbar jelas di akui dalam sejarah dan seluruh kader karena telah tiga kali membuat sejarah yang berarti dan terhormat, juga menyelamatkan partai Golkar," bebernya.

Tahun 1998, lanjut Alex, Akbar Tandjung terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar dan memperkenalkan paradigma baru Partai Golkar yang demokratis dan reformis. Lalu, tahun tahun 1999 di bawah kepemimpinan Akbar Tandjung, Golkar masih bisa menempati urutan kedua pemenang pemilu di tengah ancaman, intimidasi dan tekanan.

"Ketiga Bang Akbar membawa partai Golkar memenangkan pemilu tahun 2004 dan memperkenalkan konvensi partai Golkar untuk memunculkan calon Presiden dari Partai Golkar suatu gagasan politik baru dan pertama kali diadakan oleh partai politik di Indonesia sepanjang sejarah perpolitikan di Indonesia," terangnya.

Makanya, Alex merasa heran Leo Nababan bisa terkesan mengecilkan Akbar Tandjung dengan melakukan penolakan terhadap Munaslub.

"Munaslub adalah jalan terbaik guna mengikut sertakan partai golkar ikut dalam pilkada. Bang Akbar mementingkan kepentingan pengurus partai golkar tingkat daerah untuk bisa ikut dalam pilkada. Bukan mengutamakan kepentingan pribadi," jelasnya.

"Leo Nababan harus ikut dalam pelatihan kader lagi, supaya tahu doktrin dan sejarah Partai Golkar. [sam]

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

UPDATE

Dirjen Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata Punya Harta Rp38 Miliar

Sabtu, 08 Februari 2025 | 11:26

Harga Minyak Melonjak, Sanksi AS ke Iran Picu Gejolak Pasar Global

Sabtu, 08 Februari 2025 | 11:01

Ditetapkan Jadi Tersangka, Ini Peran Dirjen Kemenkeu Isa di Kasus Korupsi Jiwasraya

Sabtu, 08 Februari 2025 | 10:44

Hujan Deras Sabtu Dini Hari, 16 RT dan 4 Ruas Jalan di Jakbar Terendam Banjir

Sabtu, 08 Februari 2025 | 10:20

Harga Emas Antam Dibanderol Rp1,66 Juta per Gram Hari Ini

Sabtu, 08 Februari 2025 | 10:11

Rocky Gerung: Bahlil Bersalah Membuat Dua Orang Meninggal Dunia

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:51

PHK Massal Dimulai Senin, Ribuan Karyawan Meta Bakal Terima Paket Pesangon

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:38

Partai Golkar Hari Ini Gelar Rakernas, Dibuka Bahlil

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:36

Permintaan Aset Safe-Haven Meningkat, Harga Emas Terdongkrak

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:28

Bahlil Kalkulasi Subsidi LPG 3 Kg Tak Tepat Sasaran hingga Rp 26 Triliun

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:17

Selengkapnya