Berita

akhmad gojali harahap

PPP: Jokowi Sebaiknya Langsung Panggil Menkumham, Pecat kalau Terbukti Salah

RABU, 11 MARET 2015 | 21:04 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta Menkumham Yasonna Laoly untuk melaporkan kajian soal PPP dan Golkar diapresiasi. Karena Presiden harus memastikan apakah Menterinya bertindak benar atau melenceng dari koridor hukum dalam mengambil keputusan.

"Apalagi Kemenkumham, sangat naif sekali kalau mengesampingkan hukum dalam mengambil keputusan," jelas Ketua DPP PPP kubu Djan Faridz, Akhmad Gojali Harahap, dalam keterangannya (Rabu, 11/3). (Baca: Presiden Minta Menkumham Laporkan Kajian soal Golkar dan PPP)

Menurutnya, dalam situasi saat ini, publik bisa menilai dengan terang-benderang Kemenkumham mengambil keputusan salah, yang pada akhirnya membuat kebencian terhadap pemerintah karena berlaku sewenang-wenang atau semena-mena. Apalagi terhadap partai politik sebagai pilar demokrasi.

"Pasalnya, keputusan yang diambil Kemenkumham terhadap dualisme kepengurusan di PPP dan Golkar jelas-jelas menggunakan standar ganda," tegasnya.

Terhadap kisruh PPP, dia menjelaskan, Menteri Yasonna membuat keputusan dengan tidak mempertimbangkan keputusan Mahkamah Partai dan tanpa proses penelitian.

"Karena baru hitungan jam menjabat sebagai Menteri, (Yasonna) sudah menandatangani keputusan yang sangat strategis, yakni mengesahkan kepengurusan PPP (kubu) Romy (Romahurmuziy)," ucapnya.

Sementara terhadap Golkar, Yasona mengambil keputusan berdasarkan keputusan Mahkamah Partai. "Ini jelas-jelas mencederai hukum. Dan ini seperti pola-pola Orde Baru, bahkan lebih jahat dari Orde Baru. Karena mengambil keputusan seenaknya saja," tegasnya.

Khusus untuk PPP, dia menambahkan, PTUN sudah membuktikan bahwa keputusan Menteri Yasona yang mengesahkan kepengurusan Romy salah.

"Sebaiknya Yasona langsung minta ma'af, bertobat untuk tidak melakukan kesalahan berulang dan menyatakan tidak banding. Kok malah banding, dan tiba-tiba mengambil keputusan terhadap Golkar," imbuh Gojali.

Politikus muda ini khawatir, Menteri Yasonna semakin merajalela melakukan hal yang sama terhadap partai atau organisasi lain. Karena itu, dia mengingatkan, Presiden seharusnya tidak sekedar meminta kajian, tetapi memanggil langsung Yasonna.

"Dan Presiden juga meminta kajian dari pakar atau para ahli yang benar-benar independen. Kalau Yasonna salah harus segera dicopot dari jabatannya supaya hal ini tidak menjadi bom waktu yang pada saatnya akan meledak," demikian Akhmad Gojali Harahap.[zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

UPDATE

LPSK Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus bagi Korban Kekerasan Seksual

Jumat, 18 Oktober 2024 | 05:57

Siap-siap, Toyota bZ4x Segera Dijual Usai Dipakai Acara Pelantikan Presiden dan Wapres

Jumat, 18 Oktober 2024 | 05:42

Supriatna Gumilar Jadi Tersangka, Fraksi PAN DPRD Jabar: Tunggu Keputusan DPP

Jumat, 18 Oktober 2024 | 05:23

Ini Rencana Muhadjir Setelah Tak Lagi Jadi Menteri

Jumat, 18 Oktober 2024 | 04:58

46 Dugaan Pelanggaran Ditangani Bawaslu Jabar hingga Oktober 2024

Jumat, 18 Oktober 2024 | 04:34

Persib Tanpa 3 Pemain Kunci Saat Jamu Persebaya

Jumat, 18 Oktober 2024 | 03:58

Publik Apresiasi Gakkumdu yang Tetapkan Wakil Walikota Metro sebagai Tersangka

Jumat, 18 Oktober 2024 | 03:36

Ketua DPRD Kota Madiun Bantah Walk Out Saat Sidang Paripurna

Jumat, 18 Oktober 2024 | 03:18

Harapan STY agar Kevin Diks Debut Bulan Depan Sulit Terwujud

Jumat, 18 Oktober 2024 | 02:58

DPR Akan Proses Hasil Seleksi Capim dan Dewas KPK Usai Pengumuman Kabinet

Jumat, 18 Oktober 2024 | 02:49

Selengkapnya