Berita

Hukum

Polri Sedang Mereformasi Diri atau Membonsai Sikap Kritis?

SELASA, 10 MARET 2015 | 13:35 WIB | LAPORAN:

Dikhawatirkan, Polri akan menjadi ancaman bagi mereka yang kritis terhadap usaha pelemahan KPK. Polri juga terkesan bakal jadi ganjalan buat mereka yang punya karakter kepemimpinan kuat mengisi estafet kepemimpinan KPK.

"Terus terang, selama 10 tahun perjalanan KPK, era Abraham Samad harus diakui sebagai yang paling kuat kepemimpinan dan nyalinya dalam membongkar kasus-kasus korupsi kakap dan pejabat kakap," kata advokat, Petrus Selestinus, Selasa (10/3).

Petrus menilai, publik mengharapkan muncul pengganti Abraham Samad dan Bambang Widjojanto yang lebih baik. Bahkan, bila perlu Abraham Samad Cs Wijajanto dipertahankan untuk satu periode lagi, sehingga KPK hanya memerlukan tiga calon pimpinan baru.


Namun Petrus menganggap Polri bertindak jauh dari harapan rakyat. Polri menetapkan Abraham Samad dan Bambang Widjojanto sebagai tersangka pidana, sementara sejumlah pegiat anti korupsi seperti Yunus Husen, Denny Indrayana, sampai Majalah Tempo menjadi target penyelidikan dalam sejumlah kasus. Bahkan, Komnas HAM dan Ombudsman juga tidak luput dari sasaran penyelidikan Polri akibat rekomendasinya ke Polri.

Petrus memandang, fenomena Bareskrim Mabes Polri yang terlalu responsif terhadap laporan masyarakat menyangkut sejumlah pimpinan dan penyidik KPK telah menjadi energi negatif, bahkan menimbulkan pertanyaan mendasar.

"Apakah ini merupakan langkah awal Polri mereformasi diri dengan memberikan pelayanan cepat kepada masyarakat yang melapor ataukah ini merupakan bagian dari kriminalisasi dan politik membonsai sikap kritis masyarakat terhadap Polri," gugatnya.

Dia berharap agar konflik antar lembaga negara (KPK dan Polri) harus jadi momentum untuk Polri dan KPK berbenah diri meningkatkan kualitas pelayanan dan saling melengkapi tanpa diboncengi sikap saling dendam dan  mengemban misi lain di luar penegakan hukum.

"Jangan menjadi alat politik untuk membangun rezim anti pemberantasan korupsi yang pada gilirannya menghancurkan Polri dan KPK," tegas Petrus. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya