Berita

hanafi rais

HUKUMAN MATI

Hanafi Rais: Pemerintah harus Aktif Berdiplomasi dengan Negara Penolak Hukuman Mati

SELASA, 17 FEBRUARI 2015 | 06:46 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Hukuman mati terhadap terpidana kasus narkoba, termasuk yang melibatkan warga negara asing, harus tetap dilaksanakan. Pemerintah tak perlu terpengaruh dengan intervensi asing.

"Ya nggak boleh. Pemerintah tetap harus bersikap imparsial. Kalau tunduk karena tekanan, maka hilang sudah kepercayaan publik terhadap penegakan hukum," jelas Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais kepada Kantor Berita Politik RMOL (Selasa, 17/2).

Pelaksanaan hukuman mati di Indonesia mendapat sorotan dari negara-negara asal terpidana tersebut. Sebelumnya, Belanda dan Brazil juga sudah protes keras.

Yang terbaru, Australia juga bersikap demikian. Karena dua warganya Myuran Sukumaran (33) dan Andrew Chan (31) yang tergabung dalam kelompok 'Bali Nine' dalam waktu dekat akan menjalani hukuman mati tersebut.

Bahkan, Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon ikut angkat bicara. Lewat jurubicara PBB Stephane Dujarric, Ban Ki-moon meminta pemerintah Indonesia menggagalkan eksekusi tersebut.

Terhadap tekanan tersebut, menurut Hanafi, Pemerintah harus lebih aktif berdiplomasi dengan pihak-pihak tersebut untuk menghormati kedaulatan hukum nasional Indonesia.

"(Pemerintah) Tak perlu bersikap menantang pihak yang keberatan dengan retaliasi atau sikap ofensif lainnya. Lakukan diplomasi dengan kalem tapi konfiden," demikian politikus muda ini.

Kemarin, Pemerintah sudah menegaskan tidak akan terpengaruh dengan protes Australia atas rencana eksekusi mati gembong narkoba anggota "Bali Nine" tersebut.

"Pemerintah konsisten, karena tidak ada satu pun yang dilanggar pemerintah Indonesia. Kita paham, mereka (Australia) juga harus paham soal kebijakan Indonesia," jelas Menlu Retno Marsudi di Istana Bogor, Senin (16/2). [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

Jokowi Tak Salami Try Sutrisno, Dewan Pembina PKP Angkat Bicara

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:45

UPDATE

Teguh Harus Ikut Wujudkan Pilkada Jakarta Jujur

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 02:01

Jaksa Agung ST Burhanuddin Dilaporkan ke KPK, Dugaan Fraud

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 01:34

Mendagri Puji Heru Minimalisir Banjir Jakarta

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 01:22

Pelindo Dorong Kemandrian Tuna Netra

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 01:18

Pemuda Indonesia Segel Kedubes AS

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 01:01

Alumni UI: Raihan Gelar Doktor Bahlil Sulit Diterima Akal Sehat

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 00:23

Solidaritas Palestina

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 00:10

Teguh Diminta Belajar pada Heru Budi Hartono

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 00:00

bank bjb Raih 2 Penghargaan di Indonesia Best Financial Awards 2024

Jumat, 18 Oktober 2024 | 23:45

Bir Pletok Bakal Jadi Welcome Drink Tamu Jakarta

Jumat, 18 Oktober 2024 | 23:22

Selengkapnya