Berita

parlindungan purba/net

Politik

DPD Sayangkan Sikap Lunak Pemerintah terhadap Freeport

JUMAT, 30 JANUARI 2015 | 07:06 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Komite II DPD RI mendesak PT Freeport Indonesia menunjukkan keseriusannya untuk membangun pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) sebagaimana yang telah disepakati dengan pemerintah (MoU).

Sampai dengan batas waktu kesepakatan tanggal 24 Januari 2015 yang lalu, Freeport Indonesia belum menunjukkan kesungguhan dalam membangun smelter. Padahal hal ini merupakan point krusial yang menjadi landasan pemerintah untuk mengizinkan Freeport mengekspor hasil tambangnya.

Demikian disampaikan Ketua Komite II Parlindungan Purba (asal Sumut) didampingi Anggota  Komite II, Aceng Holik Munawar Fikri (asal Jawa Barat); Ahmad Nawardi (asal Jawa Timur); Bahar Ngitung (asal Sulawesi Selatan); dan Mesakh Mirin (asal Papua) dalam konsultasi RUU Otonomi Khusus Papua di Kompleks Senayan, Jakarta (Kamis, 29/1).


Parlindungan Purba mengatakan, janji Freeport untuk membangun smelter di Gresik pun belum ada tindak lanjutnya sama sekali. Freeport belum mengajukan perizinan yang diperlukan untuk pembangunan smelter baik kepada pemerintah daerah maupun pihak terkait lainnya.

Komite II menganggap pemerintah terlalu lunak dengan memberi waktu lagi kepada Freeport selama enam bulan untuk mengekspor hasil tambang. Hal ini tentunya bertentangan dengan ketentuan Pasal 103 dan 170 UU No.4/2009 tentang Mineral dan Batubara dan PP No.1/2014.

Untuk itu, Komite II meminta kepada pemerintah agar menghentikan MoU dengan Freeport. Pemerintah diminta meninjau kembali Kontrak Karya dengan Freeport yang akan berakhir di tahun 2021. "Bila perlu perpanjangan cukup 10 tahun saja," ujar Parlindungan Purba.

Komite II juga meminta Freeport untuk mengalihkan calon lokasi smelter ke Papua.

"Seharusnya lokasi smelter akan lebih strategis dan efisien apabila dibangun di Papua. Freeport tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mengangkut hasil tambang menuju smelter. Banyak manfaat yang didapat bila smelter dibangun di sana (Papua). Adanya smelter akan membuka lapangan kerja dan secara ekonomi akan menggerakan sektor perdagangan di Papua. Muaranya sangat penting bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar," demikian Parlindungan Purba. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya