Saat pertemuan antara Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidajat dengan Direktur PT Modern Seven Eleven Henri Honoris di Balaikota DKI, terjadi perbincangan yang cukup menggelitik naluri awak media.
Di sela-sela penjelasan Henri mengenai sejarah keberadaan Seven Eleven di Indonesia, tiba-tiba Djarot bertanya.
"Itu biasanya ngapain kok (anak sekolah) nongkrong sampai malam (di Sevel)? Ngapain toh" tanya Djarot kepada Henri.
Henri pun dengan sigap menjawab.
"Anu Pak, mereka itu biasanya mengerjakan PR (pekerjaan rumah) di Sevel. Kan kita juga sediakan fasilitas internet," jawab Henri.
Awak media yang meliput pertemuan tersebut pun langsung tertawa dan tersenyum. Sementara itu Djarot hanya mengerutkan kening tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
"Oh," jawab Djarot singkat.
Berdasarkan data Biro Perekonomian DKI Jakarta, jumlah minimarket di ibu kota mencapai 2.254 otlet. Sebanyak 2.148 otlet terdiri dari convenionce store seperti Circle K, Lawson, Family Mart, Indomart dan Alfamart. Sedang 106 otlet bermerk Sevel. Sebagian besar minimarket bermasalah karena tidak sesuai dengan peruntukan. Izin usaha semula untuk dibuat cafetaria, sedangkan setelah berjalan seperti minimarket pada umumnya.
Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidajat sendiri menuding Sevel adalah wara laba yang tidak berizin dan tak sesuai peruntukannya. Ia menduga ada permainan di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta terkait perizinan Sevel.
Ia juga menyebutkan Sevel hanya memiliki izin usaha cafetaria, bukan minimarket. Sayangnya, dalam perjalanannya Sevel justru menjual kebutuhan pokok seperti minimarket lainnya.
[zul]