. Partai Golkar berpeluang mencapai damai alias islah lewat perundingan yang tengah berlangsung, antara kubu Aburizal Bakrie dengan Agung Laksono.
Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti mengatakan, islah tidak hanya didorong kepentingan beringin, tetapi kepentingan personal ARB dan Agung.
"Posisi Ical menjadi faktor penentu terealisasinya islah Partai Golkar," sebut dia di Jakarta, Minggu (11/1).
Ray menilai posisi Golkar di Koalisi Merah Putih sudah selesai. Kenyataannya, Partai Golkar sudah menyapu banyak jabatan di KMP. Itu lebih dari cukup untuk menyatakan bulan madu dengan KMP berakhir. "Bagaimanapun, Ical tidak siap disebut sebagai tokoh yang membuat Golkar pecah," ujarnya.
Ray menambahkan, Golkar memang memiliki sejarah melahirkan partai politik baru pasca keluarnya sejumlah tokoh mereka. Namun, kasus pecah pengurus dalam waktu yang lama dan melibatkan berbagai pihak baru terjadi di era Ical. Dengan dua alasan itu, Ical kemungkinan tidak ingin disebut sebagai Ketum yang menjadi biang perpecahan. "Ical ingin dikenang sebagai tokoh pemersatu Golkar," prediksi Ray.
Posisi Ical, lanjut Ray, saat ini juga semakin tidak kuat. Hal itu terjadi setelah pemerintah memberikan talangan kompensasi korban Lapindo Rp 780 miliar. Bisa jadi, talangan itu menyebabkan adanya ketergantungan personal Ical dengan pemerintah. "Dambaan adanya oposisi keras Golkar ke pemerintah akan terhalang oleh perjanjian penalangan yang dimaksud," ujarnya.
Dalam hal perundingan yang sudah terjadi dua kali, Ray menilai proses pertemuan tersebut tinggal menyepakati poin-poin tambahan. Meski negosiasi dua kubu cukup alot, hal itu hanya penampakan untuk memetakan tujuan yang lebih personal. "Titik temunya sudah dicapai, tinggal bagaimana elemen teknisnya," ujarnya.
Bisa jadi, titik temu itu mengakibatkan satu atau dua orang di internal Partai Golkar tersingkir. Namun, hal tersebut tidak menjadi penghalang. Pertemuan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar kubu Ical, Akbar Tanjung, dengan Presiden Joko Widodo menjadi indikasi bahwa proses islah semakin kuat.
"Di dalam atau di luar pemerintah saat ini bukanlah bahan negosiasi yang penting bagi kedua kubu di Partai Golkar," tandas Ray kepada
Jawa Pos seperti dikutip dari
JPNN.
[rus]