Berita

Inikah Jawaban dari Misteri Mengapa AirAsia QZ8501 Terbang Paling Rendah

SABTU, 03 JANUARI 2015 | 10:43 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Masih ada yang belum jelas di balik larangan terbang pada musim penghujan 2014/2015 yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan beberapa waktu lalu.

Apakah aturan itu hanya diberikan kepada AirAsia, atau dikenakan kepada semua maskapai yang melayani rute penerbangan Surabaya dan Jakarta?

Kalau memang hanya diberlakukan untuk AirAsia, apakah ini jawaban dari misteri mengapa AirAsia QZ8501 terbang paling rendah, pada ketinggian 32 ribu kaki di atas permukaan laut, ketika kecelakaan terjadi?

Kementerian Perhubungan kemarin (Jumat, 2/2) membekukan penerbangan AirAsia rute Surabaya-Singapura. Menurut Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub JA Barata, pembekuan sementara itu berlaku hingga keluarnya hasil evaluasi dan investigasi atas jatuhnya pesawat Airasia QZ8501.

Pembekuan sementara tersebut ditegaskan dalam Surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. AU. 008/1/1/DRJU-DAU-2015 tanggal 2 Januari 2015.

Di sebutkan dalam surat itu, bahwa hal yang melatarbelakangi pembekuan izin rute Indonesia AirAsia adalah karena PT Indonesia AirAsia telah melakukan pelanggaran persetujuan rute yang diberikan.

Dalam Surat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Nomor AU.008/30/6/DRJU.DAU-2014 tanggal 24 Oktober 2014 perihal Izin Penerbangan Luar Negeri Periode Winter 2014/2015, bahwa rute Surabaya-Singapura-Surabaya yang diberikan kepada AirAsia adalah pada hari Senin, Selasa, Kamis dan Sabtu.

Tetapi, pada hari Minggu, 28 Desember 2014, AirAsia QZ8501 tetap mengudara.

Redaksi sudah berusaha menemukan salinan lengkap dari Surat Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan mengenai jadwal penerbangan di winter 2014/2015. Namun sejauh ini belum ditemukan. Juga tidak ditemukan di website resmi Kementerian Perhubungan.

"Dan pihak Indonesia AirAsia tidak mengajukan permohonan perubahan hari operasi kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (sebelum penerbangan QZ8501),” kata Barata.

Penerbangan pagi hari yang melintasi Laut Jawa atau Selat Karimata pada hari Minggu terakhir di tahun 2014 itu memang terbilang padat. Ada beberapa pesawat yang melintas pada saat yang kurang lebih sama.

Setidaknya ada tiga pesawat AirAsia yang terbang hampir bersamaan. Pertama, AirAsia QZ550 daro Bali menuju Kuala Lumpur yang terbang lebih dahulu. Kedua, AirAsia QZ8501 dari Surabaya menuju Singapura yang terbang kemudian. Dan ketiga, AirAsia QZ502 yang terbang dari Bali menuju Singapura.

Dari ketiga pesawat AirAsia ini, QZ8501 terbang paling rendah yakni pada ketinggian 32 ribu kaki. sementara QZ5012 terbang pada ketinggian 38 ribu kaki dan QZ550 terbang di ketinggian 34 ribu kaki.

Selain ketiga pesawat AirAsia itu ada beberapa pesawat lain yang melintas di lokasi dan kawasan di sekitar lokasi itu pada waktu yang hampir bersamaan. Semuanya terbang paling rendah pada ketinggian 34 ribu kaki.

Pesawat-pesawat itu adalah Lion Air JT626 dari Jakarta menuju Tarakan (37 ribu kaki), Emirates EK409 dari Melbourne menuju Kuala Lumpur (36 ribu kaki), LionAir JT720  dari Jakarta menuju Palu (37 ribu).

Juga pesawat Lion Air JT763 yang terbang dari Balikpapan menuju Jakarta (34 ribu kaki) dan Garuda GA531 yang terbang dari Banjarmasin menuju Jakarta (36 ribu kaki).

Sejauh ini pihak AirAsia masih memilih tutup mulut mengenai hal ini.

Sebelum pesawat hilang kontak dengan menara ATC, Pilot Kapten Iriyanto sempat meminta izin untuk naik ke ketinggian 38 ribu kaki. Diduga pemintaan ini karena dia menghadapi awan  Cumulonimbus yang berbahaya bagi penerbangan. [zul]

Populer

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

Jejak S1 dan S2 Bahlil Lahadalia Tidak Terdaftar di PDDikti

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 14:30

Indonesia Vs Bahrain Imbang 2-2, Kepemimpinan Wasit Menuai Kontroversi

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:59

Mantan Kepala Bakamla Angkat Bicara soal Polemik Coast Guard

Selasa, 15 Oktober 2024 | 12:41

Ini Nama-Nama Calon Menteri yang Bergantian ke Rumah Prabowo

Senin, 14 Oktober 2024 | 16:21

ASDP Ajukan Praperadilan Buntut Penyitaan Barbuk, KPK Absen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:17

UPDATE

KPK Sambut Baik Komitmen Prabowo-Gibran Perangi Korupsi

Minggu, 20 Oktober 2024 | 07:58

Ibunda Sakit, Mahfud Batal Hadiri Pelantikan Prabowo-Gibran

Minggu, 20 Oktober 2024 | 07:44

Pelantikan Prabowo-Gibran, Angkutan Umum di Jakarta Cukup Bayar Rp1

Minggu, 20 Oktober 2024 | 07:24

Ahmad Syaikhu Janji Sejahterakan Petani

Minggu, 20 Oktober 2024 | 07:08

Polda Metro Kembali Jadwalkan Pemeriksaan Pahala Nainggolan

Minggu, 20 Oktober 2024 | 06:59

Yakin Bakal Kembali Pimpin Golkar Lampung, Alzier: Kalau Enggak Sanggup, Biar Saya Saja

Minggu, 20 Oktober 2024 | 06:41

Bekas Winger Man United Diduga Menggondol Jersey Fans

Minggu, 20 Oktober 2024 | 06:26

Pesan Jokowi untuk Projo: Kawal Pemerintahan Prabowo-Gibran

Minggu, 20 Oktober 2024 | 06:11

Kapolda Sumsel: Potensi Konflik Sosial Jangan Dijadikan Kekhawatiran

Minggu, 20 Oktober 2024 | 05:55

Kecewa Hibah Tanah Dicabut Arinal, Sekretaris PWNU Lampung: Tak Tahu Terima Kasih

Minggu, 20 Oktober 2024 | 05:38

Selengkapnya