Sikap politik tokoh senior Amien Rais dalam menghadapi Kongres IV PAN dipersoalkan. Sebagai sesepuh PAN, Amien semestinya bersikap adil dan mengayomi semua kader, terutama bagi para calon ketua umum PAN yang akan bertarung. Bukan malah berpihak dan memberikan dukungan kepada salah satu kandidat.
"Ya nanti kader bisa menilai siapa yang didukung. Semua orang pasti bisa menduga siapa jagoannya Pak Amien," jelas Wakil Sekjend DPP PAN Rodli Kaelani dalam pesan singkat kepada Kantor Berita Politik (Selasa, 30/12).
Selain tidak adil, Ketua MPP PAN itu juga dinilai tidak konsisten. Beberapa waktu lalu, Amien Rais mempersilakan semua kader untuk maju menjadi ketua umum. Pernyataan Amien Rais tersebut direkam dalam bentuk video. Itu dimaksudkan untuk mengantisipasi agar pernyataannya tidak berubah. "Anehnya, video tersebut masih bisa dibuka dan disaksikan, Amien Rais sudah berubah sikap," imbuhnya.
Karena beberapa waktu terakhir ini, Amien Rais menyatakan bahwa tidak ada budaya di PAN seseorang menjabat ketua umum dua kali. "Ini sama artinya Amien Rais menutup kesempatan bagi salah satu kandidat," tegasnya.
Sementara dalam rapat harian tadi malam, Amien jelas-jelas ingin memainkan peran sentral untuk mendudukkan ketua umum dan ketua MPP. "Beliau jelas menyatakan akan mencari
win-win solution. Semua orang memahami bahwa
win-win solution yang dimaksud adalah mendudukkan calonnya jadi ketua umum," tegasnya.
Sikap Amien Rais itu tentu tidak baik dalam mengembangkan budaya demokrasi di PAN. Sebagai tokoh reformasi, Amien Rais semestinya menjadi pilar dalam memerangi ketidakadilan dan budaya nepotisme. Dengan begitu, sehabis Kongres nanti, PAN bisa menjadi partai besar yang semakin diperhitungkan.
"Semua kader pasti sangat menghormati Pak Amien. Tetapi semua kader juga mengharapkan kearifan Pak Amien untuk bersikap adil. Bahkan, Pak Amien semestinya mendorong semua kader untuk berkompetisi secara sehat dalam kongres nanti," tandas Ketua Umum PANDU (sayap muda PAN) ini.
[zul]