Berita

abraham samad

Sprindik Palsu Beredar Karena Abraham Samad "Ember"

SELASA, 07 OKTOBER 2014 | 19:29 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi telah membantah mengeluarkan surat perintah penyidikan (sprindik) atas nama Ketua DPR, Setya Novanto. Meski begitu, KPK hendaknya berkaca dan mawas diri dengan beredarnya sprindik palsu tersebut.

"KPK adalah lembaga penegak hukum, jangan sampai terjebak dalam arus politik," terang pengamat hukum dari The Indonesian Reform, Martimus Amin, (Selasa, 7/10).

Sebab, sambung Martimus, acap kali komisoner KPK mengomentari soal politik, sesuatu yang bukan domainnya. Misalnya, Ketua KPK Abraham Samad yang mengaku kecewa atas pemilihan Setya Novanto sebagai ketua DPR RI. Kegenitan Abraham Samad itulah yang dikuatirkan dimanfaatkan oleh kelompok tertentu dengan menyebarkan sprindik palsu atas nama Setya Novanto.


"Sebelumnya ramai diberitakan tekanan politik KPK dan sprindik bocor Anas urbaningrum. Juga isu pencapreskan Abraham Samad pada Pilpres lalu," tandasnya.

Menurutnya, karena kejadian banyak pihak meragukan independensi dan profesionalisme KPK dalam menjalankan tugasnya. Bahkan sampai ada yang mengingatkan pimpinan KPK bukan sebagai pengamat politik.

Makanya tak heran juga, menjadikan sepak terjang pimpinan KPK kontra produktif dan menimbulkan antipati publik. Padahal, dengan kewenangan dan anggarannya yang sangat besar, seharusnya KPK mampu memainkan peran staregisnya mencegah dan menindak kejahatan korupsi.

"Tetapi, kenyataannya kasus diungkap KPK masih urusan kecil-kecil saja. Dari gubernur, bupati, walikota yang digrebek menerima suap sampai ketum parpol yang memberangkatkan anggota masyarakat naik haji dengan anggaran biaya dinas (haji Abidin)," ungkapnya.

Sejauh ini, pengungkapan kasus oleh KPK itu miris sekaligus menggelikan. Masih kelas teri. Ikan besarnya seperti mafia Istana, BLBI, Century, kasus Hambalang tidak tersentuh sampai saat ini. "Kinerja tindak pencegahan pun tidak mempunyai efek, kejahatan korupsi semakin hebat. Ironisnya KPK malah menikmati iklim korupsi sebagai akrobat politik," tandasnya. [zul]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya