Berita

Publika

"Ahok, Kacang Lupa Pada Atomnya"

SABTU, 13 SEPTEMBER 2014 | 11:07 WIB

KEPUTUSAN Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) mundur dari Partai Gerindra akibat perbedaan pandangan mengenai RUU Pilkada sangatlah disayangkan, karena hal itu ibarat "Kacang Lupa Pada Atomnya".

Mengapa demikian? Karena bagaimanapun juga dan tidak dapat dipungkiri, Partai Gerindra mempunyai peran yang sangat besar sehingga Ahok dapat menjadi Wakil Gubernur DKI dalam Pilkada DKI yang lalu.

Seandainya Partai Gerindra tidak menyandingkan Ahok dengan Jokowi, apakah warga Jakarta mengenal Ahok? Apakah Ahok dapat maju sebagai pendampingnya Jokowi? Bukankah di kampung halamannya sendiri Ahok kalah ketika ingin menjadi Gubernur Bangka Belitung? Bahkan Ahok tidak mempunyai track record yang spektakuler selama jadi politisi Senayan, apalagi ketika jadi Bupati Belitung yang hanya 1 tahun 3 bulan sehingga banyak janji-jani yang belum ditepati akibat ditinggal pergi demi ambisinya ingin menjadi Gubernur Bangka-Belitung.


Memang betul bahwa Jokowi dan Ahok bisa jadi pemenang dalam Pilkada DKI yang lalu dikarenakan mendapat suara dari rakyat, namun apakah mereka mampu bekerja sendiri mengumpulkan suara tanpa adanya bantuan dana dan campur tangan mesin partai yang mengorganisir anggotanya untuk memilih Jokowi dan Ahok?

Dalam suatu kesempatan Ahok berkata bahwa bagi dirinya melihat Partai Gerindra sudah tidak sesuai dengan perjuangannya, untuk memberikan rakyat sebuah pilihan terbaik sehingga dia pun hekang dari Partai Gerindra, namun apakah Ahok berani meninggalkan jabatan Gubernurnya karena banyak hal yang tidak sesuai dengan keinginan rakyat seperti belum diterapkannya Undang Undang Pembuktian terbalik, pembenahan aparatur di Pemrov DKI, kemacetan di ibu kota, Trans Jakarta, dan lain-lain.

Entah mewakili rakyat yang mana yang seringkali digunakan Ahok sebagai alasan dalam menyatakan pendapatnya.

Ahok lupa bahwa tidak semua penduduk Jakarta memilih dia, karena bila kita lihat perolehan suara dan partisipasi warga DKI dalam pilkada 2012 yang lalu, pasangan Jokowi-Ahok mendapat  2.472.130 suara, dan angka Golput 2.555.207 dengan total jumlah penduduk yang berhak memilih sebanyak 6.962.348 orang, jadi yang tidak memilih pasangan ini adalah 4.490.218 orang.

Dari jumlah 2.472.130 suara yang memilih pasangan Jokowi-Ahok, dapat kita pilah lagi menjadi berapa orang yang benar-benar memilih karena faktor Jokowi dan berapa orang yang benar-benar memilih karena faktor Ahok. Kalau mau jujur tentu jawabannya akan lebih besar karena faktor Jokowi karena Ahok tidak punya prestasi apa-apa dan bukan siapa-siapa.

Oleh sebab itu, Ahok janganlah sombong dengan sebentar-sebentar selalu mengatasnamakan rakyat. Padahal kedekatannya kepada rakyat atau warga Jakarta masih dipertanyakan, apalagi kedekatannya dengan pegawai di lingkungan Pemrov DKI yang banyak menggerutu karena gaya kepemimpinannya yang cenderung jauh dari santun.

Dalam suatu tatanan kehidupan di masyarakat atau di pemerintahan, tetap harus ada etika yang terjaga, terlepas apapun yang disampaikan adalah suatu kebenaran dan itu yang membedakan kualitas seseorang. Belajarlah untuk mengerti bukan selalu maunya dimengerti.

Iko Jakalaksana
Tinggal di pinggiran Jakarta Selatan

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya