Berita

Publika

Mungkinkah Koalisi Merah Putih Jadi Pengawal Kebijakan yang Efektif

JUMAT, 22 AGUSTUS 2014 | 18:19 WIB

CUKUP terkejut dan terkesima dengan 'Live Conference' yang dilakukan KMP (Koalisi Merah-Putih) paska pemutusan MK. Terlebih pernyataan sikap itu dibacakan oleh Tantowi Yahya, orang yang pernah dinobatkan sebagai Duta Baca Indonesia tahun 2009.

Penyampaiannya tenang, elegan dan jelas menekankan pada substansi pesan itu sendiri. Saya lebih suka pada orang yang penyampaiannya tenang seperti pak Tantowi ini, atau Julian Aldrin Pasha, atau pula Martin Natalegawa.

Kembali ke isi pernyataan KMP. Bagi saya sikap dari KMP ini cukup keras khususnya pada presiden terpilih, berikut tim suksesnya. Mengapa? Karena memutuskan berada di luar pemerintahan dengan jumlah koalisi besar, perlu sebuah kesamaan visi yang murni. Kubu PDIP yang 10 tahun menjadi oposisi kini ditantang untuk memimpin Bangsa Indonesia beserta 250 juta rakyatnya. Mungkin kira-kira itu pesannya.


Hemat saya, posisi sebagai oposisi ini adalah posisi terbaik bagi yang berpihak kepada Indonesia, dengan catatan niatnya bukan mau 'ngerecoki'.

Mengapa terbaik? Coba pikirkan, sebagai oposisi dengan koalisi besar.. maka KMP punya bargaining yang kuat terhadap kebijakan-kebijakan eksekutif yang tidak sejalan dengan kepentingan rakyat. Catat! "Kebijakan yang tidak sejalan dengan kepentingan rakyat".

Namun jika sebaliknya, apabila kebijakan yang muncul adalah Pro-Rakyat, maka KMP sebagai oposisi bisa tenang.. karena rakyat jadi yang utama dan Indonesia terselamatkan.

KMP ini mungkin akan jadi 'Pengawal Kebijakan' yang efektif, lihat saja.. para punggawa demokrasi berada di belakangnya, partai-partai pelopor ada disana, kebanyakan telah berpengalaman memegang eksekutif jadi tahu mana yang terbaik untuk rakyat (dengan catatan bagi politisi berintegritas), atau minimal berpengalaman.

Menurut saya ini adalah wujud dari 'Kerjasama Nasional' demi memajukan Indonesia, yaitu sebagai pengawas.

Analogikanlah pembangunan negara ini seperti project pembangunan gedung. Maka disana ada owner, kontraktor dan juga konsultan pengawas. Maka ibaratkanlah rakyat adalah 'owner-nya', Presiden terpilih dan tim adalah 'kontraktor-nya' dan KMP sebagai 'konsultan pengawas-nya. Enak kan?


Riant Raafi
Pebisnis, blogger, social-media activist


Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya