Bekas peserta konvensi capres Partai Demokrat, Dino Patti Djalal, tidak mengikuti rekannya Anies Baswedan yang telah masuk dalam Tim Sukses Jokowi-JK.
“Saya tidak bergabung dengan pasangan capres-cawapres mana pun. Saya komitmen tidak berpolitik pasca konvensi capres Partai Demokrat,’’ kata Dino Patti Djalal kepada Rakyat Merdeka yang dihubungi via telepon, Senin (26/5).
Bekas Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat itu tidak bisa menentukan sampai kapan tidak terjun ke dunia politik.
“Untuk sementara waktu saya tidak terjun dalam hingar bingar politik. Saat ini saya lebih sering menjadi pembicara di berbagai kalangan. Dengan demikian, saya merasa lebih dekat dengan rakyat dari berbagai kalangan,†paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:Peserta konvensi capres Partai Demokrat Anies Baswedan bergabung dengan Tim Sukses Jokowi-JK, tanggapan Anda?Itu boleh saja. Kalau peserta konvensi capres Partai Demokrat yang lain juga merapat ke pasangan capres yang ada, itu sah-sah saja. Bebas untuk bergerak sesuai dengan hari nuraninya masing-masing.
Apakah ada yang mengajak Anda bergabung ke Tim Sukses pasangan capres-cawapres?Sampai saat ini belum ada. Saya juga melanjutkan komitmen bahwa setelah gelaran konvensi selesai, saya tidak akan ikut-ikutan terjun ke dunia politik.
Jika nanti Anda diajak gabung ke dalam kabinet pemerintahan, bersediakah?Kalau di keluarga saya ada tradisi bahwa kalau Republik Indonesia memanggil atau meminta kami untuk berbakti, maka kami tidak akan menolak. Saya akan jawab panggilan itu.
Anda mau mencoblos pasangan mana dalam pilpres nanti?Wah, ini rahasia dapur dong. Tidak akan saya gembar-gemborkan kepada publik. Yang jelas tahun ini saya tidak akan golput. Saya pasti akan memilih salah satu dari kedua pasangan capres ini.
Bagaimana Anda melihat pertarungan kedua pasangan?Siapa pun yang terpilih nantinya akan mendapatkan tugas yang tidak mudah. World Economic Forum (WEF) menyatakan saat ini adalah dekade emas Indonesia. Untuk itu, calon pemimpin Indonesia di masa akan datang harus mempunyai visi dan misi yang tepat untuk Indonesia.
Saya berharap pertarungan pemilu presiden (pilpres) bukanlah pertarungan emosional. Lebih menekankan kepada gagasan dan kebijakan yang akan diterapkan.
Anda sudah melihat kedua capres mempunyai visi dan misi yang mumpuni?Tentu kedua calon pasangan ini mempunyai kelebihannya masing-masing.
Mereka harus menjelaskan kepada rakyat apa visi dan solusinya dalam membenahi persoalan di Indonesia.
Apa kegiatan Anda setelah konvensi selesai?Setelah konvensi selesai, saya lebih banyak melakukan konsolidasi internal. Saya sekarang banyak pidato di berbagai tempat dan kalangan. Baik di kalangan akademisi maupun enterpreneur. Saya berbicara tentang Indonesia unggul. Tetap pada konsep yang saya bawa ketika konvensi.
Nasionalisme unggul adalah suatu semangat, etos hidup, karakter bangsa, sekaligus resep sukses yang dapat membuat bangsa Indonesia melesat menjadi raksasa Asia
Ada peserta konvensi yang kecewa terhadap hasil konvensi, tanggapan Anda?Kekecewaan merupakan hal yang wajar. Sebab, semua peserta yang mengikuti konvensi Demokrat berharap pemenangnya akan dinobatkan sebagar capres.
Namun di akhir perjalanan konvensi tidak terjadi seperti itu. Pemenang konvensi tidak mendapatkan apa yang diinginkan.
Apa Anda juga kecewa?Tidak. Kalau saya pribadi melihat konvensi Demokrat sebagai suatu panggung bicara dengan rakyat. Ikut konvensi merupakan hal yang realistis. Saya tidak mengejar kursi capres atau jabatan politis lainnya.
Saya lebih melihat perjuangkan ide yang digagas dalam konvensi. Kalau mengenai hasil tidak terlalu masalah. ***