Berita

Publika

Negeri yang Merindukan Pemimpin Besar

SENIN, 26 MEI 2014 | 10:02 WIB

  PASCA rakyat berduyun-duyun datang ke bilik-bilik suara dalam rangka memberikan hak suara untuk anggota parlemen, kali ini mereka dibebankan kembali untuk menilai sosok penerus kepemimpinan Negara ini.

Rakyat mulai bingung menimbang-nimbang sosok manakah yang pantas dan layak untuk memimpin bangsa ini untuk ranah waktu setengah dasawarsa ke depan. Dari penggiringan opini publik dari hasil survey yang terus mengenalkan beberapa sosok untuk bisa kita nilai dan pada akhirnya lahirnya dua sosok dengan pasangannya yang sudah terdaftar di KPU.

Setelah dua nama tersebut diresmikan akhirnya timbul lah pertanyaan manakah yang mempunyai kans terbesar untuk menang. Berhubung dengan gencarnya industri media mem-blow up dua nama tersebut untuk menggiring penilaian masyarakat, akhirnya obrolan-obrolan politik menjadi menu keseharian utama diantara masyarakat.


Dewasa ini, bagi masyarakat yang masih peduli terhadap nasib bangsanya mulai bertanya apa dari dua sosok tersebut, ada sosok yang tepat dan terbaik untuk memimpin bangsa ini. Terbukti dari perjalanan sejarah bangsa ini berdiri, wajah bobrok masih terlihat di sana sini mengelilingi negeri.

Pengentasan kemiskinan masih sebatas wacana dan belum menghasilkan sebuah realitas yang berakhir kesetaraan. Begitu pula dengan angka jumlah buta huruf masih sangat tinggi dan entah kapan akan menurun lalu teratasi. Tak lain dan tak bukan disebabkan oleh mahalnya biaya pendidikan yang hanya bisa disentuh kalangan menengah ke atas membuat kalangan menengah ke bawah terpuruk tak dapat mengjangkau itu secara ekonomi.

Belum lagi ditambah masalah klasik yaitu penyakit korupsi yang terus menggorogoti setiap individu bangsa ini, terus bergulirnya konflik SARA dan aksi nyata intoleransi dan premanisme yang terus menciptakan kisah baru dari waktu ke waktu. Teror massal dari hal demikian terus menerus dan tak ada hentinya menghantui segenap bangsa ini dan dampaknya sangat buruk terhadap ingatan kolektif publik.

Dari rentetan perjalanan suram negeri ini, maka kita butuh seorang pemimpin besar dan bukan hanya sebagai presiden baru. Tanggal 9 juli 2014 nanti haruslah terlahir sosok pemimpin besar yang mumpuni dan bermutu. Jangan hanya unggul dalam pencitraan diri tapi nihil dalam menggagas sebuah konsep perbaikan, hanya ramah tapi ternyata lemah dalam memegang amanah.

Pemimpin besar yang dimaksud adalah sosok pemimpin yang bertugas menjadi presiden yang mampu berdiri layaknya sebuah pemipin dengan segala karakter tegas, kuat dan berwibawa, untuk dapat mengembalikan kedaulatan bangsa ini ke taraf terbaik di mata dunia dan sekaligus dengan sifat ketegasannya dapat memberangus korupsi secara menyeluruh.

Karakter Pemimin besar lah yang bisa mencairkan kedekatan antara pemimpin dan rakyatnya. Bukan hanya slogan peduli wong cilik , yang disampaikan berapi-api ketika kampanye, tetapi menghilang seiring tampuk kekuasaan berada di tangan.

Pemimpin yang siap melayani masyarakat dan bukan hanya rela menjadi pelayan kepentingan pemilik modal baik lokal maupun asing ataupun pelayan atasan partainya. Oleh karena itu, kemandirian seorang pemimpin penting dalam mewujudkan berdikarinya Indonesia kedepan.

Tapi agar Indonesia punya seorang pemimpin besar, tentu saja kita mesti berbuat sesuatu, tak bisa hanya diam menunggu. Salah satu caranya adalah dengan cerdas memilah dan memilih sosok yang akan maju sebagai calon presiden berdasarkan kesiapan perangkat dia untuk memimpin semisal kesiapannya terhadap program dan visi misi yang menjadi rancangan awal kala dia terpilih untuk memimpin. [***]

  Piccesius Yunki Pradana
Perum Mandosi permai Jatiasih Bekasi

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya