Berita

prabowo-sby

Martimus Senang Kalau Capres Berbahaya yang Dimaksud SBY Itu Prabowo

SABTU, 10 MEI 2014 | 22:51 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Presiden SBY dalam wawancara dengan Suara Demokrat yang diunggah di Youtube Selasa lalu (6/5) menyebut ada calon presiden memberikan janji-janji kampanye yang berbahaya, yaitu nasionalisasi perusahaan asing.

Sebagaian kalangan menilai capres yang dimaksud SBY itu adalah Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. Orang-orang Gerindra menyambut baik penilaian tersebut.

"Berarti sekian lama merdeka dan rakyat merindukan sosok pemimpin sejati, baru sekarang terobati dengan kehadiran sosok pemimpin yang berani mendengungkan gagasan anti imperialisme," jelas politikus Partai Gerindra Martimus Amin (Sabtu, 10/5).


Martimus menjelaskan, selama ini ide nasionalisasi aset asing hanya dilontarkan kalangan akademisi, mahasiswa dan kelompok LSM yang kritis. Karena kejengkelan kelompok masyarakat tersebut melihat realitas bahwa hasil tambang Indonesia seenaknya diangkut perusahaan asing dengan perjanjian kontrak yang sangat tidak adil. Belum lagi dampak kerusakan alam yang sukar dipulihkan akibat penambangan.

Dia menjelaskan, keinginan Prabowo tersebut sejalan dengan cita-cita Tan Malaka, Pahlawan Nasional yang dijuluki sebagai Bapak Republik Indonesia itu. Dalam Program Minimum Idiologi, Tan Malaka menyerukan aksi tuntutan kemerdekaan 100 persen dan nasionalisasi aset dalam penguasaan penjajah (Belanda, Inggris, Jepang, AS) untuk diselenggarakan Pemerintah RI buat kemakmuran rakyat.

Tanpa konsepsi dan realisasi yang jelas dan konkret, makna kemerdekaan Indonesia dinilai main-main.

"Sama saja dengan kondisi Indonesia sekarang. Siapapun presidennya, jika visi misinya atau programnya tidak menyentuh persoalan subtantif, maka segala slogan kedaulatan, kesejahteraan hanya omong kosong belaka. Mereka hanya inlader menghamba pada tuan asingnya dan memperbudak rakyatnya. Negara Venezuela serta Bolivia dengan Presidennya Hugo Chavez dan Evo Morales sanggup melaksanakan program tersebut," demikian Martimus Amin. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya