Rekapitulasi manual yang akan diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) 9 Mei 2014 akan memaksa partai politiik (parpol) berkoalisi untuk memenuhi ambang batas minimum pengusungan calon presiden (capres).
Peserta konvensi capres Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo yakin, tak ada parpol yang bisa mengusung pasangan capres-cawapres sendirian dalam Pilpres 9 Juli mendatang.
“Hasil hitung cepat dan exit poll yang dilakukan beberapa lembaga survei pasca pemilu legislatif, mengharuskan adanya koalisi. Bahkan, partai dengan perolehan suara terbanyak pun harus berkoalisi untuk bisa mengusung seorang calon presiden,†ujar Pramono Edhie Wibowo kepada Rakyat Merdeka, Selasa (6/5).
Realitas tersebut, lanjut bekas Kepala Staf Angkatan Darat itu, akan berimbas juga pada keputusan politik Demokrat dalam pilpres mendatang. Demokrat masih menimbang partai-partai yang akan menjadi mitra koalisi. “Jika kalah, Demokrat akan mengambil posisi oposisi,†tegas anggota Dewan Pembina partai berlambang mercy itu.
Berikut kutipan selengkapnya: Apa Partai Demokrat membuka ruang untuk melakukan koalisi dengan poros-poros yang sudah ada?Itu opsi yang mungkin kami lakukan.Demokrat bisa berkoalisi dengan partai dengan perolehan suara tiga besar hasil hitung cepat.
Berarti Demokrat tidak mengusung capres dong?Jika berkoalisi dengan parpol tiga besar, kami harus menerima kondisi tidak bisa mencalonkan presiden.
Jika mengusung cawapres, apakah Demokrat mengajukan tokoh hasil konvensi?Keputusan mengusung capres konvensi atau di luar konvensi adalah hak prerogatif Majelis Tinggi Partai Demokrat. Antara lain pertimbangannya adalah kesepakatan dengan partai koalisi.
Bagaimana dengan pembentukan poros baru?Itu juga antara lain opsi kami, Demokrat berinisiatif membentuk poros sendiri. Kami membangun koalisi bersama partai lain yang perolehan suara hasil hitung cepatnya lebih kecil.
Jika memilih opsi itu, Demokrat akan mengusung capres sendiri.
Jika kalah dalam pilpres, apa Demokrat siap jadi oposisi?Kalau menang, kami akan terlibat aktif dalam pemerintahan. Jika kalah, Demokrat mengambil posisi oposisi.
Bagaimana evaluasi Demokrat atas pelaksanaan konvensi?Evaluasi masih dilakukan oleh panitia konvensi.
Saya belum mendengar hasil evaluasi disampaikan kepada ketua umum ataupun peserta konvensi.
Apa kesan Anda terhadap pelaksanaan konvensi?Yang pasti, saya bangga menjadi bagian penorehkan tinta emas demokrasi Indonesia. Saya bangga menjadi peserta konvensi terbuka yang dilakukan sebuah partai politik untuk menjaring calon presiden.
Apakah mekanisme konvensi akan dilanjutkan pada Pilpres 2019?Apakah ini dianggap baik oleh masyarakat Indonesia dan apakah sistem yang sama akan diusung di kemudian hari, saya serahkan keputusanya kepada rakyat Indonesia dan Majelis Tinggi Partai Demokrat. ***