Ketua DPP Hanura Yuddy Chrisnandi seharusnya berkaca sebelum menuding Ketua Bapilu Hanura Hary Tanoesoedibjo sebagai orang yang bertanggungjawab atas kegagalan partai tersebut dalam meraih suara maksimal pada Pemilihan Legislatif 2014 ini.
"Karena selama Yuddy memimpin Bappilu Hanura sampai awal 2013, elektabilitas Hanura tidak sampai 1 persen bahkan terancam tidak lolos PT (parliamentary threshold)," jelas fungsionaris Hanura Andi Saiful Haq (Selasa, 6/5).
Yang lebih mengherankan, sambungnya, Yuddy sekarang bicara pemenangan partai padahal dia sendiri tidak mampu meloloskan dirinya dari daerah pemilihan Jawa Barat VIII pada Pemilihan Legislatif 9 April lalu.
Karena itu menurut Wakil Ketua Umum DPP Perindo ini, pernyataan Yuddy Chrisnandi itu lebih bersifat personal. Karena sudah melampaui kewenangan Wiranto sebagai Ketua Umum.
"Yuddy hanyalah politisi dengan kisah kegagalan. Jadi tidak perlu digubris. Yang mengherankan justru Wiranto diam saja. Seharusnya Yuddy diberikan teguran keras, kecuali jika beliau (Wiranto) mengamini serangan Yuddy terhadap HT," tegasnya.
Fungsionaris Hanura lainya, Hendrik Kawilarang Luntungan juga mengatakan, serangan tersebut menunjukkan Yuddy frustasi karena tidak mampu memenangkan pertarungan di dapilnya pada pileg kemarin. "Sehingga mencari-cari alasan yang tidak rasional atas perolehan Hanura," jelasnya.
Karena itu, menurut Caleg Hanura ini, Forum Rapimnas Hanura perlu membahas secara tegas atas langkah Yuddy yang telah merugikan citra partai dan membuat keresahan kader-kader Hanura di seluruh Indonesia.
Dia menjelaskan, pernyataan Yuddy bahwa Hary Tanoe bertanggungjawab telah mengganggu keharmonisan partai yang sudah lama dijaga dan dibina bersama. Klaim Yuddy ada desakan kader Hanura agar Hary Tanoe dievaluasi juga tidak benar.
"Forum Rapimnas harus memberikan teguran keras kepada Saudara Yuddy Chrisnandi. Jika perlu, dipertimbangkan untuk diberhentikan dari DPP Hanura," ungkap tokoh muda yang akrab disapa Rully ini.
Pengamat politik senior Burhanuddin Muhtadi juga ikut mengomentari pembicaraan soal manuver Yuddy, yang juga bekas politikus Golkar tersebut, lewat akun Twitternya, @BurhanMuhtadi. Menurutnya, Yuddy lebih baik move on saja. "Masak cari kambing hitam hehe."
[zul]