Berita

Bisnis

Pemerintah Kurang Sosialisasi AEC

JUMAT, 28 FEBRUARI 2014 | 16:32 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Para pengusaha muda menilai pemerintah belum maksimal melakukan sosialisasi ASEAN Economic Community (AEC) pada 2015. Alhasil, pasar dalam negeri terancam diserbu produk impor.

"Negara-negara Asia Tenggara harus mulai memanfaatkan AEC lebih maksimal. Jangan sampai AEC nanti hanya dimanfaatkan negara-negara maju untuk melakukan penetrasi pasar ke kawasan Asia Tenggara," ujar Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Raja Sapta Oktohari (Jumat, 28/2).

Okto mengatakan, dengan jumlah penduduk di atas 600 juta jiwa serta kondisi perekonomian yang relatif stabil, menjadikan ASEAN pasar yang sangat menjanjikan. Apalagi, ASEAN juga telah meratifikasi berbagai kemitraan dagang dengan berbagai negara maju, seperti China dan Jepang.


"Jika tidak siap, justru pasar potensial yang dimiliki Asean akan menjadi sasaran dari sejumlah negara khususnya Jepang dan China," katanya.

Okto mengatakan, saat ini para pengusaha muda se ASEAN sedang melakukan pertemuan dalam Forum On ASEAN-JAPAN Young Enterpreneur di Kamboja. Dia berharap, dalam pertemuan itu bisa mendorong negara-negara di ASEAN lebih masif lagi dalam melakukan konsolidasi menghadapi AEC 2015.

Indonesia, kata dia, harus mulai berbenah. Selama ini, pemerintah masih belum serius mendorong daya saing sektor pengusaha muda dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM).  Karena menurut dia, yang akan terkena dampak langsung AEC adalah pengusaha pemula dan UKM. Dimana sektor ini akan bersaing secara langsung dengan pengusaha-pengusaha di kawasan Asia Tenggara.

"Pemerintah masih terlalu pasif dalam mendorong daya saing pengusaha, khususnya pengusaha muda dan UKM. Ini yang menjadi pekerjaan rumah pemerintah,” katanya.

Menurutnya, harus diakui Indonesia belum terlihat optimal mempersiapkan diri dalam menghadapi AEC, padahal pemerintah dan swasta harus sinergis dan berjalan bersama. Jika dibandingkan dengan Malaysia, upaya mendorong daya saing sektor UKM di Indonesia masih sangat jauh tertinggal. Baik itu di pembiayaan, peningkatan kwalitas sumber daya manusia, maupun pasar.

Dalam waktu dekat, dia bilang, harus ada tindakan konkret bagi para pengusaha muda dan UKM. Di Malaysia saja, ada tiga institusi yang memberikan kemudahan langsung kepada entrepreneur dalam melakukan aktivitas ekonominya terutama di sektor permodalan dan pasar.[dem]


Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya