Berita

ihp

IHP: Mendag Baru harus Wujudkan Indonesia Berdikari dan Berdaulat Pangan

SENIN, 03 FEBRUARI 2014 | 13:22 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Menteri Perdagangan (Mendag) pengganti Gita Wirjawan harus mampu menekan impor, terutama bahan pangan. Ketergantungan Indonesia terhadap pasokan akhir harus dikurangi dengan jadual yang pasti.

Ketua Bidang Perdangan, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Ismed Hasan Putro, di Jakarta Senin (3/2), mengungkapkan itu mengingat cita-cita besar Pendiri Bangsa adalah bagaimana Indonesia berdikari dan berdaulat pangan, tidak menggantungkan nafas pada bangsa asing.

Ismed mengatakan, memang tidak mudah memandirikan Indonesia dalam pangan. Tantangannya berat. Namun, itulah makna amanah yang diemban pejabat negara. "Harus mau bekerja keras agar dengan sumber alam yang ada, Indonesia bisa berdaulat pangan," kata Dirut PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).


Dia mengingatkan, dua tahun terakhir Indonesia sangat bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan pangannya, mulai dari daging sapi, beras, gula, garam, bawang putih, kedelai bahkan cabe dan ikan asin. "Sungguh mengenaskan nasib negeri subur ini. Harus kehilangan devisa dan terus mengalami devisit neraca perdagangan akibat impor di luar kewajaran," tuturnya.

Tragisnya, kebijakan impor pangan telah mengabaikan nasib petani yang terkubur di ladang pertaniannya, akibat harga hasil yang hancur dan tak berdaya menerima serbuan produk Impor. "Ironisnya lagi, tidak ada kepedulian atau pembelaan dari regulator yang bertanggung jawab terhadap semua penderitaan petani, peternak dan juga nelayan Indonesia," kata Ismed, yang dulu dikenal sebagai aktivis sosial.

Karena itu, agar negeri ini tidak kian terpuruk oleh pola perdagangan liberal dan pasar bebas, saatnya Indonesia memilki Menteri Perdagangan yang selain punya nasionalisme. Yaitu Menteri Perdagangan yang punya komitmen mewujudkan Indonesia berdikari dan berdaulat pangan, juga berpihak pada petani, peternak dan nelayan Indonesia. Bukan semata demi kepentingan perburuan rente.

Mendag baru juga hendaknya tidak melanjutkan kebijakan yang tidak berpihak pada kepentingan petani Indonesia. Cukup sudah regulasi yang membuat petani terkubur di ladangnya, karena tersisih oleh produk pangan impor.

"Jangan lagi berdalih, jangan saling lempar tanggung jawab antar kementerian. Itu tidak elok di mata rakyat. Harus ada ideologi yang berpihak pada kepentingan bangsa, jangan terjerat oleh keperluan pragmatis pemburu rente," pungkasnya. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya