Berita

prof. hamdi muluk

Partai Disebut Bunuh Diri Politik Kalau Masih Usung Tokoh Jadul

RABU, 08 JANUARI 2014 | 10:56 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Hasil survei Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia soal calon presiden alternatif yang bisa menandingi elektabilitas Joko Widodo tidak mendapat respons dari kalangan partai politik. Bahkan, survei itu dicurigai hanya menggiring opini masyarakat.

"Orang-orang partai marah kepada saya. Disebut saya menggiring opini. Bukan saya, itu maunya masyarakat. Saya melansir itu karena tokoh-tokoh lama ditolak," jelas Ketua Laboratorium Psikologi Politik UI, Prof. Hamdi Muluk, kepada Rakyat Merdeka Online pagi ini (Rabu, 8/1).

Hasil survei yang dirilis pada Minggu akhir Desember lalu itu memunculkan lima tokoh. Yaitu, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini; Ketua KPK, Abraham Samad; Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T. Purnama; Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan dan pengusaha, Chairul Tanjung.


"Tokoh lama tidak sebanding dengan Jokowi. Tapi mungkin masih ada harapan dengan nama-nama baru ini. Memang belum populer, tapi kita yakin orang-orang ini baik, integritas terjaga, orang muda, bukan wajah lama. Energinya bagus," jelasnya.

Prof. Hamdi Muluk kembali menjelaskan, dia membuat survei itu karena elektabilitas tokoh-tokoh lama sudah tidak sebanding, bahkan jauh tertinggal dari Jokowi.

"Saya sudah bilang sebulan lalu, stop semua survei yang menguji elektabilitas Jokowi, Prabowo, Megawati dan semua orang-orang lama itu. Pasti hasilnya sama. Atau bahkan Jokowi melejit sendiri, yang lain keteteran. Jokowi akan melejit 40 sampai 50 persen. Waktu itu, elektabilitas Jokowi 32 persen," bebernya.

Prediksinya itu semakin menemukan pembenaran bila merujuk hasil survei Litbang Kompas, yang dilansir hari ini. Elektabilitas Jokowi pada Desember 2013 sebesar 43,5 persen, Prabowo Subianto 11,1 persen, Aburizal Bakrie 9,2 persen, Wiranto 6,3 persen, Megawati  6,1 persen., dan Jusuf Kalla 3,1 persen. Sedangkan tokoh-tokoh lainnya di bawah 3 persen.

Terhadap berbagai temuan itu, dalam amatan Prof. Hamdi Muluk, partai-partai politik masih belum sreg dengan anggapan, itu kan masih hasil survei. Karena itu, partai-partai tersebut tetap ngotot melihat hasil Pemilihan Legislatif untuk menentukan siapa capres.

"Orang partai ini anti ilmiah. Inikan metode ilmiah. Seperti dalam pemasaran. Untuk mengetahui orang mau beli mobil dengan warna A, kan bukan menunggu mobilnya datang dulu. Anda kan bisa survei dulu, cek di lapangan, bagaimana selera konsumen, mau mobil warna merah, hijau atau biru," katanya membandingkan.

Karena itu, pakar psikologi politik ini berkesimpulan, kalau partai politik masih mengajukan nama-nama lama, itu sama saja bunuh diri politik. "Makanya saya bilang ke partai-partai, kalau mau bunuh diri, pasang saja nama-nama lama itu. Nggak akan ngelawan ke Jokowi. Masyarakat sudah tidak mau disuguhi nama-nama itu. Tapi partai ini kok tidak ngerti-ngerti juga," tandasnya. [zul] 

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya