Selain industri besar yang menjadi penopang ekonomi di DKI Jakarta, sektor usaha kecil dan menengah (UKM) juga menjadi potensi yang tak kalah besar jika dikelola oleh masyarakat dan disupport oleh pemerintah. Sektor berbasis households (rumah tangga) ini bisa memberdayakan ibu rumah tangga, dan sekaligus membuka lapangan pekerjaan, dan menaikkan pendapatan keluarga.
"Tentunya industri menengah kecil sangat berpotensi untuk terus dikembangkan di DKI Jakarta, dan belajar dari pengalaman sebelumnya, industri menengah kecil ini lebih tahan terhadap terpaan krisis keuangan global," jelas calon anggota DPD dari Jakarta Rommy dalam siaran persnya (Sabtu, 23/11).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan IBS (industri besar sedang) misalnya, industri manufaktur mengalami pertumbuhan dari 3% menjadi 5,27%. Selain itu, industri menengah kecil yang mengalami kenaikan adalah dari bahan plastik dan karet yang tumbuh sekitar 4,52%.
"Bila mendengar kata plastik, saya jadi teringat sampah di Jakarta. Nah, jika ada teknologi pemisahan jenis sampah, kan ini bisa dikelola sebagai industri baru. Pembuatan produk dari hasil daur ulang sampah plastik, atau pembuatan pupuk dari jenis sampah organik," ungkap Rommy.
Memang, yang dibutuhkan adalah investasi untuk penelitian serta membuat pasar bagi produk-produk daur ulang. Beberapa kalangan beranggapan, faktor pertumbuhan suatu negara bisa bersaing dengan negara lain, jika ada investasi yang besar untuk penelitian agar produk barang bisa lebih inovatif dan berkualitas.
Persoalannya adalah, apakah kalangan bisnis dan pemerintah mau mensupport sektor menengah kecil ini. Menurutnya, jika dibandingkan tahun 2012, pertumbuhan produksi industri menengah kecil mengalami kenaikan sebanyak 11,3%. Namun, industri tempe-tahu misalnya, mengalami penurunan di triwulan 2 dan 3 tahun 2013 karena harga kedelai yang tinggi.
"Padahal industri sektor makanan berpeluang sangat tinggi, terbukti mengalami pertumbuhan paling tinggi untuk sektor industri menengah kecil di DKI," tandas Rommy, yang mempunyai tagline, Anak Kampung Jakarta ini.
Rommy membandingkan dengan China yang belakangan ini industri rumah tangganya sangat pesat, bisa memenuhi konsumsi domestik sekaligus menstimulasi pertumbuhan ekonomi karena tingginya konsumsi domestik dari produk industri rumah tangga. Itu karena Pemerintah menyediakan pasar yang riil bagi industri ini sehingga pelaku bisnis sektor ini juga tinggi peminat," demikian Rommy.
[zul]