Berita

Agus Gumiwang Kartasasmita/net

Komisi I DPR: Kami Mengecam Keras Penyadapan oleh AS dan Australia

KAMIS, 31 OKTOBER 2013 | 15:59 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Penyadapan yang ditengarai dilakukan Amerika Serikat dan Australia terhadap tokoh-tokoh Indonesia dikecam.

"Kami mengecam keras apabila praktek penyadapan yang dilakukan oleh AS dan Australia terhadap tokoh-tokoh politik nasional benar-benar dilakuan," ujar Wakil Ketua Komisi I DPR, Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam pesan singkat kepada Rakyat Merdeka Online (Kamis, 31/10).

Menurutnya, bila memang penyadapan itu betul dilakukan, Amerika Serikat dan Australia berarti bukan sahabat Indonesia.


"Kami merasa bahwa hubungan baik bilateral Indonesia-Australia dan Indonesia-AS harus didasari pada banyak aspek termasuk mutual trust. Praktek penyadapan itu menunjukkan dengan jelas bahwa Australia dan AS bukan sahabat yang sesungguhnya bagi Indonesia," ungkapnya.

Ketua DPP Partai Golkar ini mengingatkan, kepentingan kedua negara di Indonesia tidak lebih besar daripada kepentingan Indonesia di AS dan Australia. "Namun demikian kita tetap mengedepankan etika didalam menjalankan hubungan antara dua negara bersahabat," tandasnya.

AS diberitakan menyadap dan memantau komunikasi elektronik di Asia Tenggara melalui fasilitas mata-mata yang tersebar di kantor perwakilannya di beberapa negara di kawasan itu, termasuk, di Jakarta. Demikian dilaporkan media Australia Sydney Herald Morning mengutip data yang dibocorkan bekas kontraktor Badan Keamanan Nasional (NSA) AS, Edward Snowden.

Dalam laporannya, Selasa (29/10), SMH menulis bahwa AS punya 90 fasilitas mata-mata yang bisa menyadap komunikasi elektronik di seluruh dunia, termasuk di kedutaan besar Amerika Serikat di Jakarta, yang terletak di Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat.

Selain di Jakarta, AS punya fasilitas serupa di Kuala Lumpur, Bangkok, Phnom Penh, dan Yangon. Hingga 13 Agustus 2010, tidak ditemukan fasilitas sejenis di negara-negara sekutu eratnya seperti Singapura, Selandia Baru, dan Jepang. Data yang berupa peta itu diungkap majalah Jerman, Der Spiegel, pada Selasa (29/10).

Menurut pemberitaan itu, lembaga yang bertanggung jawab atas aktivitas mata-mata itu adalah gabungan dua badan rahasia AS, Central Intelligence Agency (CIA) dan NSA, yang dikenal dengan nama "Special Collection Service".

Special Collection Service terkenal dalam operasi-operasi klandestin yang menyasar target-target intelijen khusus. Peta itu awalnya disajikan secara lengkap di website Der Spiegel, tetapi belakangan diganti dengan versi yang sudah disensor. Peta itu dirilis dengan keterangan "FVEY" atau hanya boleh diakses lima mitra intelijen AS termasuk Australia. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya