Berita

Bisnis

Pembelian BBM Non Tunai Harus Dibarengi Penerapan IT Pengontrol

JUMAT, 27 SEPTEMBER 2013 | 15:45 WIB | LAPORAN:

Rencana pemerintah menjalankan program pembelian bahan bakar minyak (BBM) nontunai diragukan dapat menjadi solusi pengendalian volume BBM bersubsidi.

Sebab, program itu agar efektif perlu dibarengi dengan penerapan perangkat teknologi informasi untuk mencatat jumlah konsumsi BBM subsidi (radio frequency identification/RFID) serta sistem monitoring dan pengendalian BBM berbasis IT.

"Tanpa disertai penerapan dua teknologi informasi itu maka tujuan untuk me-manage volume kuota BBM bersubsidi tidak akan tercapai, tetap saja ada penyelundupan," kata anggota Komisi VI DPR, Satya W Yudha kepada Rakyat Merdeka Online, Jumat (26/9).


Transaksi nontunai hanya membantu pendataan para pengguna BBM bersubsidi. Sedangkan dibutuhkan untuk membatasi volume pemakaian BBM subsidi agar tidak melebihi kuota sebesar 48 juta kiloliter (kl) pada 2014 adalah teknologi yang bisa mengontrol.

"Sebetulnya cara pandang pemerintah baru menyelesaikan sebagian kecil dari pengendalian volume BBM bersubsidi. Bisa saja dengan noncash, dengan begitu pemakainya terdata," jelasnya.

"Pertanyaannya apa dengan transaksi nontunai lantas penyelundupan, penimbunan tidak ada?," kata Satya lagi.

Diketahui, pelaksanaan program pembelian BBM bersubsidi non tunai ini direncanakan dalam tiga tahap. Pertama adalah tahap pengenalan yakni pembelian BBM subsidi boleh memakai kartu siapa dan apa saja dengan target operasional mulai 1-2 minggu ke depan.

Dalam tahap sosialisasi ini, bank juga akan menjual kartu BBM dengan nominal uang tertentu di SPBU. Pemerintah tidak mengeluarkan dana dalam tahap pertama ini. Investasi sepenuhnya dikeluarkan bank. Bank yang dilibatkan antara lain BNI, Mandiri dan BRI. Pada tahap kedua adalah proses identifikasi yakni Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) akan mengeluarkan kartu yang di dalamnya memuat identitas pemilik kendaraan. Target pelaksanaan identifikasi mulai awal 2014.[wid] 

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya