Prioritas Jenderal TNI Moeldoko begitu dilantik menjadi Panglima TNI adalah meningkatkan profesionalisme prajurit.
“Profesionalisme TNI itu penting. Sebab, dengan TNI profesional akan membuat bangsa dan negara kuat,†kata Panglima TNI terpilih, Jenderal Moeldoko, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Seperti diketahui, Rabu (21/8) Jenderal Moeldoko direstui Komisi I DPR, menjadi pengganti Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono yang akan memasuki masa pensiun 1 September mendatang.
Moeldoko selanjutnya mengatakan, sebagai prajurit, dirinya selalu siap ditugaskan di mana saja dan kapan saja demi mempertahankan NKRI.
Berikut kutipan selengkapnya:Anda benar-benar sudah siap menjadi Panglima TNI?Tentara itu harus selalu siap sedia setiap saat. Bagi tentara, kewaspadaan itu di atas segalanya.
Anda mau bikin TNI seperti apa?Saya berusaha menjadikan TNI seperti gadis yang cantik. Semua orang meliriknya. Semua negara ingin memilikinya dan tidak ada yang memusuhinya. Kemudian bersahabat dengan masyarakat untuk menjaga NKRI.
Anda bilang menjadikan TNI menjadi profesional, dari mana memulainya?Meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Saat ini SDM perlu banyak pembenahan. Apalagi sekarang ini kan TNI sedang menyiapkan Alat Utama Sistem Persenjataan (alutsista). Maka SDM harus bisa mengimbangi kecanggihan teknologi alutsista yang kita miliki nanti.
SDM-nya harus disiapkan sebaik-baiknya, sehingga saat alutsista itu datang, semua prajurit sudah siap untuk mengawakinya.
Targetnya kapan pembenahan SDM itu?Kalau ditanya kapan tentu harus diprediksikan juga kapan alutsista itu akan datang, sehingga begitu sampai alutsistanya prajurit TNI sudah siap dan bisa langsung mempergunakannya. Di samping itu kebijakan tentang minimum esensial force harus tetap dijaga agar betul-betul sesuai dengan target.
Bagaimana dengann peningkatan kesejahteraan prajurit?Bagi prajurit ketersediaan alutsista dan latihan adalah kesejahteraan yang hakiki. Tapi bukan berarti sebagai prajurit cukup di situ saja.
Sebab, sebagai insan hamba Tuhan yang menghidupi keluarganya, dia harus dipenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Harmonisasi TNI dan Polri yang belakangan bermasalah, ini bagaimana?Selama ini hubungan keduanya berjalan dengan baik. Dalam sebuah kehidupan yang panjang, pasti ada dinamikanya. Tapi yang jelas TNI selalu hadir dalam menjaga stabilitas dan bagi saya stabilitas keamanan itu harus terus dikawal sampai kapanpun.
Bagaimana langkah konkret Anda dalam menjaga perbatasan?Prajurit di Kalimantan semua dilatih Kopassus demi menjaga perbatasan.
Kenapa harus Kopassus yang melatih?Ini semua ada maknanya agar ketersiapan prajurit menjadi hebat dan bisa optimal menjaga perbatasan.
Mengenai alat komunikasi sendiri bagaimana?Tentu itu juga akan menjadi perhatian kita, karena alat komunikasi itu adalah komponen penting dalam melakukan koordinasi pengamanan perbatasan.
O ya, ada yang mempertanyakan kekayaan Anda terlalu besar, ini bagaimana?Loh, jangan lihat besarnya dong. Memangnya tentara nggak boleh kaya. Yang perlu dilihat dari kekayaan itu adalah diperolehnya dengan cara yang benar atau nggak.
Saya kan sering bertugas ke luar negeri untuk lakukan operasi militer. Saya operasi militer satu hari 125 dolar, itu kan tergolong besar.
Lalu alhamdulillah saya ini dapat istri anak orang kaya. Kalau saya dikasih orang tua warisan, apa tidak boleh.
Memang setelah menikah, orang tua saya berpesan dengan tegas kepada saya.
Apa pesannya?Saya diminta untuk tidak memikirkan yang lain-lain. Yang dipikirkan hanyalah tugas sebaik-baiknya. [Harian Rakyat Merdeka]