Berita

Bra Mooryati Soedibyo

Wawancara

WAWANCARA

Bra Mooryati Soedibyo: Butuh Siasat & Perencanaan Matang Agar Pulang Mudik Tak Bebani Hidup

MINGGU, 28 JULI 2013 | 09:33 WIB

Memasuki pertengahan bulan puasa, masyarakat sudah sibuk mempersiapkan acara pulang kampung alias mudik lebaran.

Kementerian Perhubungan memprediksi jumlah pemudik mencapai 17,39 juta jiwa, meningkat 4,5 persen dibandingkan 2012. Arus pergerakan manusia belasan juta jiwa ini sebagian besar menggunakan angkutan jalan.

Namun tahun ini, diperkirakan pemudik menghadapi banyak tantangan. Selain jalan berlubang-lubang, pemudik juga dipusingkan kenaikan harga BBM  yang mengakibatkan kenaikan harga sembako.


“Butuh siasat dan perencanaan matang agar setelah pulang mudik tidak membebani hidup sehari-hari,” ujar Wakil Ketua MPR periode 2004-2009, BRA Mooryati Soedibyo kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Berikut kutipan wawancara dengan think tank World Entrepreneurship Forum (WEF) itu;

Anda setuju mudik sudah menjadi tradisi dan budaya di masyarakat?
Pemudik utamanya adalah penduduk migran yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta. Penduduk Indonesia yang melakukan migrasi ke kota-kota besar sangat banyak. Di Jakarta saja, menurut hasil sensus penduduk 2010 mencapai 4 juta jiwa.

Artinya, dalam hal ini pemerintah harus menyediakan pelayanan setidaknya kepada 4 juta pemudik, supaya keamanan dan kecelakaan di jalan raya dapat diminimalisir.

Meningkatnya jumlah kecelakaan di jalan raya menjelang lebaran, sudah menjadi indikasi bahwa harus ada antisipasi, baik dari pemerintah maupun pemudik itu sendiri.

Inilah yang menjadikan kita merasa perlu dilakukannya sebuah perencanaan yang matang pada setiap pelaksanaan mudik lebaran.

Budayawan Umar Kayam menyebut mudik lebaran menjalani suatu ritus yang tidak jelas apakah itu suatu fenomena agama, sosial, atau fenomena budaya, menurut Anda bagaimana ?
Mudik merupakan suatu tradisi yang sudah menjadi budaya, menunjukkan suatu keeratan terhadap rasa kekeluargaan. Suatu budaya untuk berkunjung ke kampung, berkunjung ke orang tua, mengingat kawan-kawannya waktu kecil, melihat daerahnya sudah ada kemajuan.

Melihat itu semua, menjadi kebahagiaan tersendiri. Dari sisi nilai-nilai agama, mudik harus dimaknai sebagai penyambung silaturahmi, yang dijanjikan Allah akan dapat menambah rizki dan panjang umur. Jadi ada dimensi sosial, ada dimensi spiritual dan ada dimensi ekonomi bagi kemajuan masyarakat.
 
Diluar aspek religius, mudik dikesankan sebagai euforia sosial yang hanya menghambur-hamburkan uang, menurut Anda ?       
Mudik lebih dari sekadar euforia sosial. Mudik adalah tradisi yang sudah membudaya. Salah satunya sebagai wujud darma bakti kepada orang tua dengan istilah ‘mikul duwur mendem jero’. Di sisi lain, orang tua melihat kedatangan putera-puterinya memberikan kebanggaan tersendiri, apalagi pada saat mudik mampu membawakan cerita-cerita kemajuan dan pengalamannya yang membanggakan dan menyenangkan.

Apalagi memperlihatkan perhatiannya kepada keluarga dengan membawa oleh-oleh dari lain kota berupa pakaian baru, makanan, kadang-kadang barang yang lebih berharga. Namun demikian, setiap pengeluaran tentu saja harus mempertimbangkan kondisi dan kemampuannya. Kebiasaan pada saat menjelang lebaran adalah terlena kepada diskon menarik yang ditawarkan. Hal ini harus disikapi dengan cermat dan fokus pada kebutuhan yang diprioritaskan.
 
Masyarakat cenderung tidak cermat dan boros saat lebaran, ini bagaimana?
Seringkali terjadi, demi menutupi pengeluaran untuk mudik, masyarakat mencukupinya dengan berhutang.Tentu saja berdampak pada pengeluaran menjelang lebaran yang semakin membengkak. Hal ini bisa saja terjadi.

Memaksakan diri mencukupi kebutuhan lebaran dengan kemampuan perekonomian keluarga yang terbatas, tetapi membebani diri dan keluarga. Wujud dharma bhakti, bisa dilakukan dengan cara lain secara tertulis dengan permohonan maaf atau melalui telepon. Jika memang tidak bisa mudik, kita bisa mengirimkan uang. Orangtua tidak ingin melihat kita kesulitan ekonomi karena berhutang. Jika memang kebetulan keluarga memiliki uang lebih, bisa mendatangkan orang tua dari kampung. Jadi tidak harus selalu mudik. Inilah yang menjadikan kita lebih fleksibel.

Hasil perputaran uang dan jasa saat mudik nanti lebih tepat dimanfaatkan untuk apa?
Perputaran uang dan jasa dalam rangka mudik lebaran ada baiknya digunakan sebagai investasi. Pertumbuhan ekonomi akibat perputaran uang pada masa mudik lebaran sangat lah besar. Banyak yang diuntungkan dari usaha mereka masing-masing, terutama penyedia moda transportasi, pedagang, penjaja oleh-oleh, dan penyedia fasilitas jasa, seperti jasa penyedia catering, jasa rekreasi dan banyak lagi. Sebaliknya bagi pemudik sebagai konsumen akan membelanjakan uang yang cukup besar. Anehnya bila kenaikan harga di waktu-waktu lain memicu kelesuan pasar yang berdampak seretnya pemasukan pada pedagang, justru bulan Ramadan menjadi musim panen meskipun harganya naik.

Berkah Ramadan terhadap bisnis sosial ekonomi dan perputaran uang pengaruhnya bagi pedagang paling signifikan pada sektor perekonomian, sekaligus pembalikan distribusi dan perputaran uang dari Ramadan sampai hari raya Idul Fitri. Omzet pedagang tidak berkurang, bahkan meningkat karena masing-masing konsumen meningkatkan pembelanjaan musim panen ini di berbagai daerah dimanfaatkan untuk berbisnis kue kering, makanan, minuman buah segar siap pakai, bisnis parsel, penyewaan kendaraan, bisnis jasa catering, infal pembantu/suster bagi anak yang dibutuhkan pada hari H, travel untuk rekreasi, laundry, dan lain-lain.
 
Harga BBM naik, sembako juga begitu, apa saran Anda dalam memanage keuangan pemudik khususnya para ibu rumah tangga?
Bagi keluarga, khususnya ibu-ibu rumah tangga, mengatur kebutuhan bahan pokok kehidupan sehari-hari itu penting, apalagi dengan adanya lebaran serta terjadi kenaikan harga BBM. Kebutuhan pokok harus lebih utamakan. Setiap pengeluaran kebutuhan hidup harus melihat proritas antara kebutuhan hidup keluarga sehari-hari sandang, pangan, kesehatan, pendidikan anak, rekreasi dan kebutuhan lain. Perlu menyisihkan pengeluaran, supaya pada saat mudik tidak terbebani oleh pengeluaran yang sifatnya mendadak dan di luar kebutuhan utama.

Puasa tahun ini juga bertepatan dengan ajaran baru dari pendidikan anak. Ini penting, supaya mampu menjamin kebutuhan hidup keluarga. Jika terpaksa tidak bisa mudik karena tidak bisa mencukupi kebutuhan, bisa dengan cara lain yakni melakukan silaturahmi kepada orang tua, melalui telepon atau surat dan mengirimkan dana ke kampung.
 
 Mudik Lebaran selalu dihiasi persoalan seperti, kemacetan, kecelakaan, kriminalitas, dan percaloan yang selalu meresahkan masyaraka, tanggapan Anda?
Kecelakaan jalan raya yang cenderung meningkat mendekati masa mudik lebaran, harus diantisipasi oleh semua pihak, baik pengguna jalan maupun pemerintah. Pemudik harus pandai-pandai memilih dan menggunakan sarana transportasi yang aman, bukan menggunakan sepeda motor yang memiliki resiko kecelakaan tertinggi. Bilamana terpaksa menggunakan sepeda motor, istri dan anak harus menggunakan transportasi yang lebih aman. Misalnya, mudik dengan kereta api, bus, pesawat, travel, atau transportasi umum lain yang relatif lebih aman. Bagi pegawai perusahaan atau lembaga yang memiliki dana CSR yang diselenggarakan untuk karyawannya.

Perbaikan jalan Pantura yang tidak kunjung selesai dan kerusakan jalan yang berlubang meningkatkan resiko kecelakaan. Perlu penempatan posko mudik di tempat-tempat strategis guna melayani pemudik yang lelah, sehingga resiko kecelakaan bisa ditekan.

Peningkatan kriminalitas menjelang lebaran diperlukan antisipasi dari masing-masing pemudik. Rumah kosong ditinggal mudik oleh pemilik dan pembantunya, menjadi tidak aman. Hal ini dikarenakan adanya barang-barang berharga di dalam rumah.

Antisipasinya, rumah harus dipastikan terkunci serta jangan meningalkan dan menyimpan barang-barang berharga di dalam rumah. Sebaiknya, barang berharga seperti perhiasan disimpan dan dititipkan di tempat aman seperti bank dan sebagainya.
 
Saran Anda untuk pemudik bermotor kalangan perempuan dan anak-anak?
Pemudik dengan sepeda motor biasanya memiliki alasan, dengan adanya motor di kampung lebih fleksibel. Motor bisa digunakan untuk berkunjung ke keluarga-keluarga jauh. Setiap kepala rumah tangga haruslah bersikap bijak. Kalau memang memerlukan kendaraan bermotor di kampung halaman, bisa mudik sendiri dengan sepeda motor, anak dan istri mudik dengan menggunakan transportasi umum yang lebih aman, misalnya menggunakan bus, kereta, dan sebagainya. Kalau perlu, sepeda motor bisa dikirim melalui paket ke kampung dan satu keluarga tidak menggunakan kendaraan bermotor. Sehingga dapat mengurangi kecelakaan di jalan raya. [Harian Rakyat Merdeka]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya