Berita

Rendy M Affandy Lamadjido

Wawancara

WAWANCARA

Rendy M Affandy Lamadjido: Sebenarnya Bukan Tidur Lelap Hanya Memejamkan Mata

KAMIS, 11 JULI 2013 | 09:48 WIB

Banyak kalangan mengecam anggota DPR yang tertidur dalam Sidang Paripurna DPR. Ada yang meminta Badan Kehormatan (BK) DPR memberikan sanksi tegas.

Aktivis peduli DPR, Uchok Sky Khadafi mengatakan, seharusnya BK DPR bergerak cepat. Minimal memanggil yang bersangkutan untuk memberikan teguran.

“Banyak pertanyaan publik, kenapa BK itu diam saja saat ketahuan ada anggota DPR ketiduran pada sidang paripurna,” kata Uchok.


‘’Ini sudah memalukan institusi DPR. Sudah mendapat gaji dari anggaran negara, kerja hanya molor doang. BK DPR jangan mendiamkan persoalan ini, karena mengganggu etika DPR. Ruang sidang itu bukan tempat tidur, tapi tempat kebijakan untuk kemasyarakatan rakyat,’’ imbuh Uchok.

Menanggapi hal itu,  Rendy M Affandy Lamadjido mengatakan, dirinya tidak akan mengulangi tidur saat sidang paripurna.  

“Ini koreksi kawan-kawan (media) kepada kami di DPR supaya tidak melakukan yang kedua kalinya. Ini bisa mencoreng nama baik DPR. Saya akui itu tidur sejenak,’’ kata Rendy M Affandy Lamadjido kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Berikut kutipan selangkapnya:

Kenapa Anda bisa tertidur?
Ini kan karena bulan puasa maka cepat letih, maka saya tertidur. Lagi pula saat itu teman-teman ada juga keluar.

Memangnya Anda sudah berpuasa saat itu?
Ya. Saya sudah memulai puasa tanggal 9 Juli.

Jangan-jangan itu hanya alasan?
Tidak kok. Sebenarnya saya bukan tidur lelap atau pulas. Hanya sekadar memejamkan mata saja karena Selasa (9/7) saya sudah puasa. Orang puasa kan bersahur dan melakukan ibadah lainnya.

 Sebelumnya Anda bilang terlalu lelah berkunjung ke dapil, yang benar mana?

Selain saya sedang berpuasa, saat itu saya juga baru saja pulang dari dapil (daerah pemilihan) saya di Sulawesi Tengah. Saya juga sudah tiga hari tiga malam tidak tidur semenjak hari Jumat.

Jumat-Sabtu saya keliling Pantura persiapan arus mudik Lebaran dengan Menhub. Setelah itu kunjungan ke Palu, Sulteng.

Acaranya di Pasokan, menyeberang laut selama enam jam dengan kapal dan ditambah tiga jam menggunakan speedboat. Sampai di lokasi, Minggu jam 8 malam. Kemudian balik Menuju Bakimana di Luwuk. Senin pagi jam 6 pagi terbang ke Makassar, baru ke Jakarta.

Ah kan Anda bisa istirahat sejenak di perjalanan?
Perjalanan saya ke dapil cukup panjang dan melelahkan melalui perjalanan darat dan menggunakan speedboat untuk mencapai beberapa daerah yang tidak terjangkau dengan kendaraan darat.

Bahkan acara di dapil saya itu cukup padat. Itu saja saya sempat tertidur di mobil dan speedboat juga kok, karena saking letihnya.

Lalu lanjut pada hari Seninnya, saya kembali ke DPR, Jakarta untuk menghadiri pelantikan Pak Sidarto Danusubroto menjadi Ketua MPR. Setelah acara itu, Senin siang saya kembali melakukan rapat di Komisi V non-stop sampai malam hari, melakukan tarawih dan makan sahur yang dilanjutkan dengan ibadah sholat Subuh. Paginya langsung menghadiri rapat paripurna. Saya masih sangat letih saat itu.

 Saat itu banyak juga di samping Anda yang meninggalkan ruangan sidang?
Ya, media kan lihat semua kemana yang lain di samping saya itu. Saya bertahan di situ kan. Kalau saya tidak bertahan hadir, akhirnya nanti bangku di barisan saya nanti kosong. Lalu nanti media tulis banyak anggota DPR yang kabur.

Saya tidak mau disebut salah satu anggota DPR yang kabur. Makanya saya tetap berada di ruang Sidang paripurna meski menahan rasa letih dan kantuk.

 Apa teguran dari PDI Perjuangan?
Ya, saya ditegur. Bahkan Mbak Puan Maharani (Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR) bilang kalau saya capek, lebih baik izin untuk tidak ke Paripurna.

Badan Kehormatan (BK) juga sudah menegur Anda?
Sudah. Selain Ketua Fraksi PDI Perjuangan, BK juga memberikan teguran kepada saya.

Apa tegurannya?

Teguran BK hanya secara lisan, jangan diulangi lagi tidur saat sidang. [Harian Rakyat Merdeka]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya