Berita

Sri Woro

Wawancara

WAWANCARA

Sri Woro: Tiap Gempa Di Selat Sunda, Jakarta Kena Getarannya

SENIN, 08 JULI 2013 | 10:01 WIB

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi ada potensi gempa susulan di Aceh.

“Sekarang pun kami mencatat terjadi sekitar 90 buah gempa susulan setelah gempa di Aceh Tengah dan Bener Meriah,’’ ujar Kepala BMKG, Sri Woro, kepada  Rakyat Merdeka, Sabtu (6/7).

Menurut Sri Woro, gempa susulan itu paling besar 5,4 skala richter (SR). Rata-ratanya 2,5 SR sampai  4,4 SR.


“Kemungkinan gempa susulannya juga berkisar pada SR tersebut,’’ katanya.

Berikut kutipan selengkapnya;

Kenapa terus terjadi gempa susulan?
Sumber gempa di Aceh berasal dari sesar aktif di daratan pada segmen Aceh dari sesar Sumatera atau sesar Semangko. Sesar ini memiliki 19 segmen dengan panjang 1.900 kilometer dari ujung Aceh hingga Lampung. Gempa tersebut diikuti beberapa gempa susulan dengan magnitud kecil.

Sampai kapan gempa susulan itu?
Kalau ditanya sampai kapan, kami tidak bisa menentukan. Tidak ada negara manapun yang bisa menentukan, termasuk negara maju seperti Jepang. Karena ini kan menyangkut kondisi alam. Kami hanya bisa memperkirakan besaran gempanya.

Apa tidak berbahaya kalau gempa susulan terus berlanjut?
Tidak. Tapi kalau terjadinya di daerah  berpenduduk, tetap harus diwaspadai. Terutama kalau gempanya sampai 5 SR. Untuk bangunan yang masih kokoh, mungkin cuma retak sedikit. Tapi kalau yang sudah agak rawan tentu berpotensi roboh.

Apa gempa susulan itu berpotensi tsunami?
Tenang saja, sejauh ini kami tidak melihat adanya potensi tsunami.

Kenapa BMKG yakin tidak akan terjadi tsunami?
Tsunami itu kan gempa laut. Saat gempa di Aceh tahun 2004 terjadi di laut, sehingga permukaan laut naik.

Sedangkan gempa di Aceh Tengah dan Bener Meriah (Aceh) merupakan  gempa darat. Pusat gempa berada di kedalaman 10 kilometer di daratan. Laut tidak bergolak.

Persisnya gempa itu di mana?

Gempa itu terjadi di bagian lempeng samudera Hindia, yaitu pada lempeng Australia, sebelum menghunjam lempeng benua Eurasia  dekat dengan outer-rise.

Gempa dini hari itu tidak terjadi pada zona pertemuan lempeng, seperti kebanyakan gempa di Sumatera.

Beberapa gempa jenis ini pernah terjadi di wilayah yang dekat dengan gempa tersebut, dengan mekanisme yang juga mirip.

Mekanisme gempanya bagaimana?

Mekanisme gempanya yaitu sesar geser. Jarak dari zona pertemuan lempeng sekitar 100 kilometer. Gempa terjadi dengan cara lempeng samudera berusaha masuk ke bawah lempeng benua, yang terdapat aktivitas postseismik yang arahnya berlawanan, sehingga terdapat akumulasi regangan di dekat palung laut. Akumulasi ini menghasilkan gempa sesar geser.

O ya,  di berbagai daerah belakangan ini terjadi gempa, ini bagaimana?
Tidak apa-apa, itu wajar kok. Indonesia itu termasuk negara dengan potensi gempa tertinggi di dunia. BMKG mencatat, tiap hari terjadi 4.000 gempa  di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini terjadi karena aktifitas tektonik di wilayah Indonesia tinggi.

Apa tidak berbahaya?

Tidak. Karena SR kecil. Di Sumatra paling maksimal 8 SR. Sementara kalau di kawasan Pulau Jawa paling maksimal 7 SR. Kalau di wilayah lain mungkin di bawah 7 SR. Yang lumayan besar itu di daerah Selat Sunda, maksimal bisa mencapai 8,7 SR.

Dampaknya akan besar kalau terjadi di wilayah padat penduduk.

Di Yogyakarta itu kan sebetulnya gempanya juga tidak besar. Tapi karena Yogya padat penduduk, makanya parah.

Di Selat Sunda kan lumayan besar, ada kemungkinan berdampak ke Jakarta?
Pasti ada dampaknya. Cuma tidak besar. Kalau terjadi gempa di Selat Sunda paling Jakarta terkena getarannya. 

Kemungkinan tidak akan terkena Tsunami meski itu gempa laut.

Kalau gempa di daerah lainnya apa berpotensi tsunami?
Kalau bicara potensi bisa saja. Tapi kemungkinannya kecil. [Harian Rakyat Merdeka]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya