Sejumlah kalangan menduga yang merasa tersaingi itu Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie yang sebelumnya sudah bersedia mengikuti konvensi capres.
Menanggapi hal itu, Marzuki Alie mengaku, tidak merasa tersaingi bila Pramono Edhie Wibowo mengikuti konvensi capres Partai Demokrat.
“Ini bukan persaingan. Saya dan Pak Pramono adalah keluarga besar Partai Demokrat. Beliau pantas mengikuti konvensi capres,’’ kata Marzuki Alie kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Ketua DPR itu meminta agar bergabungnya Pramono Edhie tidak dibesar-besarkan karena ini hal yang biasa. Apalagi Pramono Edhie sudah lama dekat dengan Partai Demokrat.
“Ini sama saja dengan Bu Hartati Murdaya yang menjadi anggota Dewan Pembina Partai Demokrat,†ujarnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Kalau Pramono Edhie Wibowo ikut konvensi, bukankah itu persaingan bagi Anda?Menurut saya, semakin banyak yang ikut konvensi capres, itu semakin baik untuk partai. Konvensi itu kan tujuannya untuk mencari calon yang paling banyak dipilih masyarakat. Kalau calonnya sedikit juga belum tentu akan terpilih.
Barangkali karena Pramono Edhie baru bergabung tapi sudah mendapat posisi strategis? Perlu diingat, Pak Pramono itu kan sudah lama dekat dengan Partai Demokrat. Mulai saat menjadi ajudan Presiden ketika Megawati memimpin negeri ini tahun 2003. Beliau sudah bersama-sama dengan Partai Demokrat. Cuma kan karena beliau dari kalangan militer, sehingga tidak boleh menjadi anggota partai.
Apa tidak ada kader yang keberatan?Tentu saja tidak. Selama ini kan semua kader Partai Demokrat sudah mengenal dan dekat dengan beliau. Saya rasa seluruh kader Partai Demokrat bisa menerima keputusan tersebut.
Ada yang beranggapan masuknya Pramono untuk memperkuat dinasti Cikeas, ini bagaimana? Jangan suudzon. Tidak ada yang aneh kok dengan masuknya beliau. Selama ini kami kan sudah melihat bagaimana track record beliau. Kami anggap Pak Pramono Edhie kompeten menjadi anggota Dewan Pembina, makanya kami masukkan.
Termasuk mengikuti konvensi capres? Ya. Kalau ada orang yang kompeten kenapa tidak. Konvensi capres Demokrat itu kan sifatnya terbuka.
Bukankah Partai Demokrat memiliki banyak tokoh?Partai Demokrat memang sudah memiliki banyak tokoh sebelum bergabungnya beliau. Tapi bagaimana kalau tokoh-tokoh yang ada tidak dipilih masyarakat.
Misalnya kita melakukan survei tanpa Pak Pramono, lalu hasilnya rendah, apa akan dipaksakan? Kan percuma bila dalam Pilpres jago Partai Demokrat kalah. Padahal kemenangan itu kan salah satu tujuan partai mengikuti pemilu.
Selama ini kami kan tahu, bagaimana kapabilitas dan integritas Pak Parmono yang sudah terukur dan teruji. Masyarakat pun sudah mengenal beliau. Kalau ada alternatif lain yang juga bagus, apa salahnya kalau beliau mengikuti konvensi capres.
Ada yang meragukan konvensi capres Demokrat, ini bagaimana? Sabar, ini kan memang belum dimulai. Jangan main kritik sembarangan. Konvensi capres itu kan bukan main-main, butuh persiapan. Lagi pula kalau dilakukan terburu-buru tidak efektif.
Memang kapan rencananya akan dilakukan konvensi?Belum ditetapkan kapan. Tapi menurut saya idealnya sih September. Tapi sabar lah, nanti juga akan diketahui kapan konvensi capres Partai Demokrat diadakan.
Kenapa September? Biar para kandidat yang mendaftar akan memiliki waktu yang cukup untuk mengkampanyekan diri. Ini kan berbeda dengan panetapan capres Demokrat sebelumnya, Pak SBY yang merupakan calon tunggal. Masyarakat sudah mengenal beliau dengan baik.
Kalau sekarang kan masyarakat belum benar-benar mengenal para calon untuk dapat menilai siapa yang paling pantas untuk dipilih. Anggaplah September-Desember 2013, para kandidat diberi kesempatan untuk mengkampanyekan diri. Sambil panitia melakukan seleksi untuk mengerucutkan kandidat calon yang akan diusung secara bertahap.
Kemudian Januari-Maret 2014 kandidat tersisa diberi kesempatan berkampanye lagi, sembari panitia melakukan seleksi, sehingga nantinya yang tersisa yang diusung dalam Pilpres 2014. [Harian Rakyat Merdeka]