Berita

Djoko Santoso

Wawancara

WAWANCARA

Djoko Santoso: Kalau Rakyat Minta Saya Jadi Capres 2014, Insya Allah Siap

SELASA, 11 JUNI 2013 | 09:46 WIB

Bekas Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso masih menunggu pinangan dari parpol untuk menjadi kendaraan politiknya menjadi Capres 2014.

“Saya ini kan nggak punya parpol, makanya tergantung dukungan rakyat saja. Kalau ada dukungan dan ada partai yang bersedia, ya saya siap maju sebagai capres,” ujar Djoko Santoso kepada Rakyat Merdeka di gedung Elnusa, Cilandak, Jakarta, kemarin.

Sebelumnya dalam deklarasi LSM Gerakan Indonesia Adil, Sejahtera, dan Aman (ASA), Djoko Santoso menyatakan diri siap bertarung di Pemilu 2014 sebagai capres.


“Saya sudah melakukan komunikasi dengan pimpinan parpol. Tapi belum ada yang menyatakan dukungannya. Makanya kita tunggu saja,’’ katanya.
Berikut  kutipan selengkapnya:

Kalau belum ada kendaraan politik, kenapa mendeklarasikan diri sebagai capres?
Saya tidak pernah mendeklarasikan diri sebagai calon presiden Pemilu 2014. Yang ada cuma deklarasi pendirian ASA. Tapi kemudian wartawan yang bertanya,  seandainya ada partai yang mau mengusung bagaimana. Lalu saya menyatakan siap kalau memang diberi kepercayaan.

Bukankah masih tetap perlu parpol walau didukung rakyat?
Betul. Tapi yang utama kan dukungan masyarakat. Kalau rakyat meminta saya untuk menjadi Capres 2014, Insya Allah saya siap. Ini artinya, saya mendapat kepercayaan dari rakyat untuk memimpin bangsa ini. Sebagai warga negara, saya tentu siap untuk mengabdi.

Barangkali sudah ada parpol yang mendekati Anda?

Mendekati secara khusus saya kira tidak. Tapi sejak menjadi Panglima TNI dan setelah pensiun, saya sudah biasa mengadakan komunikasi sosial dengan partai politik.

Dengan pimpinan parpol mana saja terjalin komunikasi itu?
Saya melakukan komunikasi yang intens dengan semua partai politik. Tapi menurut saya itu bukan hal yang luar biasa. Apalagi sebagai manusia, tentu kita wajib menjaga silaturahmi.

Dari awal saya ini kan nggak punya partai. Jadi tergantung dukungan rakyat saja.

Kalau ada dukungan dan ada partai yang bersedia, ya saya siap maju (sebagai caprs 1014-red). Kalau tidak ada parpol yang mendukung, saya mengabdi kepada masyarakat dengan cara lain saja. Tujuan saya itu kan pengabdian.

Bagaimana kondisi Indonesia saat ini, sehingga Anda ingin mengabdi?
Cukup bagus. Sebagai negara yang sedang berkembang, tentu wajar jika banyak masalah yang harus dihadapi. Masih banyak yang harus dibenahi. Tapi saya lihat Indonesia menuju ke perubahan yang lebih baik. Saya rasa semua dalam proses menuju ke sana.

Masalah krusial apa saja yang menurut Anda sedang dihadapi Indonesia saat ini?
Banyak. Masalah ekonomi, pendidikan, korupsi, pertahanan dan keamanan dan lainnya. Permasalahan di Indonesia itu kompleks. Tapi menurut saya itu hal yang wajar mengingat betapa dinamisnya masyarakat kita saat ini.

Apa Anda punya program untuk memperbaiki Indonesia?
Saya memiliki tujuh program untuk membangun Indonesia. Pertama, kita harus melakukan revitalisasi, mengembalikan semua urusan kenegaraan kepada ketentuan dasar, yaitu Pancasila dan UUD 1945.

Kedua, masalah korupsi. Kita sama-sama tahu, korupsi sudah menjadi bahaya laten di negara ini. Itu kan harus diberantas, karena korupsi sudah merugikan masyarakat.

Ketiga, masalah ketatanegaraan. Orang-orang yang duduk di kalangan eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus mengaktualisasikan diri kepada ketentuan dasar.

Keempat, masalah ekonomi, sosial, dan kesejahteraan rakyat. Para pengelola negara harus berupaya menjamin kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Kelima, otonomi daerah. Ini merupakan bentuk kemajuan demokrasi, tapi dapat mengancam integritas bangsa. Sebab, potensi bagi masyarakat mementingkan daerahnya sendiri sangat tinggi. Makanya perlu dibuat kebijakan otonomi daerah yang ketat.

Keenam, pemerintah harus terus meningkatkan pertahanan wilayah darat, laut, dan udara Indonesia. Dan ketujuh, kedaulatan Indonesia di luar harus diperkuat.[Harian Rakyat Merdeka]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya