Kebobrokan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) yang dibeberkan bekas napi korupsi cek pelawat Agus Condro sebagai bentuk dukungan kepada Ketua KPK Abraham Samad.
“Tujuan saya melapor ke KPK untuk mendukung Abraham Samad atas komentarnya mengenai kebobrokan lapas,†kata Agus Condro kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.
Seperti diketahui, Ketua KPK mengungkapkan hasil observasi timnya selama ini tentang kehidupan para koruptor di balik sel.
Hasilnya, koruptor kelas kakap yang masih memiliki harta berlimpah sering keluar sel tahanan. Mereka kerap pulang ke rumah. Bahkan berkeliaran di pusat perbelanjaan.
Agus Condro selanjutnya menyebutkan, praktik seperti ini sering terjadi. Tahanan korupsi masih bisa menjalankan bisnis dan seenaknya keluar dari Lapas.
Berikut kutipan selengkapnya:Apa saja yang Anda sampaikan ke KPK?Saya bersama teman-teman LSM (lembaga swadaya masyarakat) dari Batang, Jawa Tengah, datang ke KPK untuk menunjukkan data atau bukti bahwa adanya modus para napi keluar malam dan pagi baru kembali ke sel.
Parahnya lagi ada juga penyalahgunaan lapas sebagai tempat penggalangan massa.
Maksudnya?Di Batang, Jateng, ada lapas yang bisa dipakai untuk melakukan pengumpulan dan penggalangan massa.
Siapa yang melakukan itu?Berdasarkan data yang kami miliki, yang melakukan penggalangan massa adalah bekas Menristek yang juga Komisaris PT Adaro.
Dia melakukan penggalangan massa dari luar ke dalam lapas untuk melakukan pengarahan supaya mensukseskan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di kawasan Ujung Negoro, Batang, Jateng. Ini dibantu napi korupsi yang merupakan bekas bupati.
Siapa itu?Wah, kalau itu saya belum bisa sampaikan. Yang jelas, dia mengumpulkan warga calon lokasi PLTU ada 250 orang.
Apalagi bekerja sama dengan salah seorang tahanan kasus korupsi yang ada di lapas tersebut. Ini kan juga tidak boleh.
Anda melapor ke KPK atas inisiatif sendiri atau ada yang memintanya?Ini inisiatif sendiri. Saya mau tunjukkan bahwa lapas bisa digunakan untuk kepentingan bisnis, yakni melakukan penggalangan massa demi mensukseskan pembangunan PLTU.
Ini membuktikan, selain adanya napi yang keluyuran, ternyata ada yang lebih parah lagi. Yang saya ungkap ini untuk menjawab keraguan-raguan atas apa yang disampaikan Abraham Samad.
Apa foto-foto yang Anda sampaikan itu akurat?Ya, akurat dong. Foto yang disampaikan ke KPK jelas menggambarkan kegiatan pengarahan yang dilakukan seorang bekas Menristek di aula Lapas Rawa Belang.
Memangnya petugas LP tidak melarang itu?Saya tidak tahu, apakah itu diizinkan atau tidak. Tapi faktanya terjadi seperti itu kok dan ada foto-fotonya.
Apa masalah ini sudah disampaikan ke Menkumham?Sudah disampaikan ke Menkumham. Saya heran kenapa napi kasus korupsi bisa keluar lapas. Itu peristiwa yang sering terjadi.
Apa tanggapan Menkumham?Menkumham minta Kakanwil Kemenkumham Jateng untuk menertibkan tindakan napi seperti itu. Sekarang sudah dilakukan. [Harian Rakyat Merdeka]