Berita

PUNTUNG ROKOK/IST

Politik

Mereka Tahan Lapar Asal Bisa Tetap Merokok

MINGGU, 12 MEI 2013 | 14:28 WIB

Suatu sore di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, terdapat sekelompok buruh penambang pasir yang sedang duduk beristirahat seusai menyelesaikan pekerjaan rutin.

Di hadapan mereka terdapat sejumlah kotak rokok serta beberapa bungkus plastik berisi tembakau lengkap dengan kertas rokok dan korek api.

Sembari bercerita, sesekali asap rokok dari mulut para kuli penambang pasir. Mereka beralasan bahwa merokok itu untuk menghangatkan badan setelah berendam dan mengeduk pasir dari dasar sungai. Para buruh itu mengaku dibayar Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu per hari tergantung banyaknya pasir yang diangkut. Tak selamanya mereka menambang pasir, sebab tergantung adanya permintaan akan bahan bangunan tersebut.


Salah seorang pekerja mengaku rela bekerja sebagai kuli pengambil pasir dengan upah tak menentu karena tidak ada lagi pekerjaan yang bisa dilakukan. Meski demikian, pria yang mengaku bernama Amat ini masih bisa menyisihkan uangnya untuk sekadar membeli sebungkus rokok lokal per hari dengan harga Rp 7 ribu per bungkus.

Lain halnya, dengan Rija, warga Kabupaten Sigi lainnya. Dia mengaku bisa menahan lapar seharian asalkan bisa merokok. Terkadang dia juga hanya sekali sarapan untuk bertahan satu hari. Gigi pria yang bekerja sebagai penjaga di sebuah sekolah di Kota Palu itu sebagian besar sudah habis dan menghitam akibat seringnya merokok dan minum kopi.

Gajinya yang sekitar Rp 1,2 juta per bulan dinilai masih mampu untuk menghidupi dan menyekolahkan anaknya yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak.

Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tengah mencatat tembakau atau rokok menjadi penyebab kemiskinan nomor dua di provinsi ini setelah bahan makanan. Tembakau dan rokok memberi andil sekitar 17 persen dari keseluruhan penyebab tingginya angka kemiskinan.

Di Kabupaten Sigi sendiri tercatat sekitar 75 persen warga masyarakatnya adalah perokok. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sigi saat ini mencapai 30,7 ribu jiwa dari 220 ribu penduduk yang tersebar di 15 kecamatan dan 152 desa. Desa miskin Badan Pusat Statistik juga mencatat jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tengah hingga akhir 2012 banyak terdapat di wilayah pedesaan.

Secara keseluruhan jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tengah mencapai 409,60 ribu atau sekitar 14,9 persen.[ant/wid]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya