Berita

ilustrasi/ist

Politik

Pencabulan Guru Pada Murid Adalah Perbuatan Jahiliyah

SELASA, 23 APRIL 2013 | 10:06 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Komisi X DPR RI mengecam keras tidak pancabulan oknum guru kepada muridnya yang marak terjadi belakangan ini.

"Saya sangat mengecam perbuatan tersebut, ini adalah fenomena kemerosotan moral yang sangat mengerikan," ujar anggota Komisi X dari Fraksi PKS, Surahman Hidayat kepada Rakyat Merdeka Online, Selasa (23/4).

Dalam beberapa waktu terakhir, kasus pencabulan oknum pendidik sangat menonjol. Berdasarkan data Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak), terdapat 2.509 laporan pada 2011, 59 persen di antaranya adalah kekerasan seksual. Sementara pada 2012, terdapat 2.637 laporan, 62 persen di antaranya adalah kekerasan seksual.


Menurut Surahman, guru yang sebagai panutan bagi siswa dan siswinya, telah lupa dengan posisinya, lebih lanjut ia mengatakan, ini jelas sebuah bentuk perbuatan jahiliyah yang lebih jahiliyah dari zaman jahiliyah tempo dulu, guru memangsa murid, dengan mengunakan otoritasnya sebagai guru, ini akan membuat trauma bagi para siswa-siswinya.

"Saya meminta kasus ini harus ditindak secara hukum yang tegas. Sebab ini penodaan kesucian sebuah proses pendidikan," ungkapnya.

Lebih lanjut Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI ini menjelaskan, di China dan Korea perbuatan seperti ini bisa di hukum mati. Selain itu Budaya yang kondusif bagi tumbuhnya bentuk-bentuk penyimpangan moral ikut menjadi faktor penentu, seperti pornografi yang marak, pergaulan yang tidak mengenal moral, pergaulan bebas.

"Saya menegaskan bahwa disinilah pentingnya pendidikan yang kembali berorientasi kepada pendidikan agama, karena dalam agama telah di atur norma-norma positif tentang hubungan guru dengan murid, tentang pakaian yang menutup aurat, dan lain sebagainya," jelasnya.

Tambah Surahman, peran media juga tidak kalah pentingnya, harus menunjukkan tanggung jawab moral, dalam mengekspos setiap informasi kepada masyarakat.  Dan d engan kejadian ini ia berharap semoga menjadi keprihatinan yang mendalam bagis semua elemen bangsa terimata bagi dunia pendidikan, dan masyarakat semakin tersadarkan dengan fenomena seperti ini untuk menjegahnya. [rsn]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya