Berita

Publika

HARI BUMI

Bersatu Selamat di Bumi

SELASA, 23 APRIL 2013 | 06:01 WIB

BUMI yang dihuni manusia sudah berumur lebih dari 4,5 miliar tahun. Sudah renta atau justru sedang menuju kesempumaan? Kita lebih sering mendengar pemyataan bumi sudah renta sehingga perlu perawatan khusus. Ataukah sebetulnya bumi sedang menuju kedewasaan hingga bumi berulah layaknya ABG yang penuh energi ekstra. Mungkin kita tak akan pemah tahu.

Apapun yang kita percayai sebagai persepsi tingkat kedewasaan bumi saja mampu membuat manusia lupa akan tugas lengkapnya dalam memanfaatkan isi dan hasil burni, mengerti perilaku bumi hingga harus menjaga lingkungan di bumi untuk menunjang kehidupan.

Mengambil hasil bumi dan sumberdaya alam merupakan salah satu kegiatan manusia sejak mereka diciptakan. Demi bertahan hidup, manusia awalnya memanfaatkan air, buah-buahan, dedaunan, hutan hingga sumber daya pangan dan juga sumber daya energi. Kemajuan ilmu pengetahuan mampu memperkirakan kebutuhan air tawar dan bahan makanan satu individu manusia.


"Ekstraksi sumberdaya alam sudah seharusnya dilakukan manusia dengan bijak, lantaran bila berlebihan akan menimbulkan ketimpangan ekosistem. Tentu kita tidak boleh mengambil semua saat ini, dan memproduksi sebanyak-banyak untuk hari ini. Ekstraksi sumberdaya alam harus dikontrol dengan ilmu, akal dan pengetahuan serta diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan tidak sekadar masa kini, tetapi harus memperkiraan kebutuhan anak cucu kita pada masa depan.

Bumi bukanlah sekedar benda mati yang diam. Bumi memiliki siklus aktifitas seolah bernafas. Bumi juga bergerak, bergetar, dan air laut pun terus mengalun. Dinarnika bumi juga mengikuti kaidah fisis serta memiliki mahluk lain yang menghuninya selain manusia, yang juga harus kita mengerti. Tanpa pengetahuan akan dinarnika bumi, manusia akan memandang seluruh aktifitas bumi yang mengganggu sebagai bencana.

Banjir adalah mekanisme pengaliran air yangjuga menjadi agen pengangkut unsur hara penyebar kesuburan. Longsoran merupakan proses stabilitasi lereng secara alamiah, gempa merupakan pelepasan tenaga akibat gerakan tektonik kulitnya. Letusan gunungapi sejatinya kegiatan magma di dalam bumi yang perlu disalurkan.

Dinamika geologi bumi merupakan ciri planet yang layak untuk menunjang kehidupan manusia. Mitigasi dinamika geologi bumi ini tidak dapat diabaikan. Banjir tidak perlu selalu dimusuhi, longsoran jangan hanya dicaci. Semua dinamika geologi bumi ini perlu dimitigasi, diketahui dan dimengerti untuk menunjang lingkungan yang layak, danaman. Dengan begitu nafas dan detak-detak bumi tidak hanya dianggap sebagai bencana.

Manusia memerlukan ruang untuk menunjang kehidupan. Namun, tidak semua tempat layak dihuni, dan mampu menunjang seluruh kebutuhan manusia. Ada ruang di bumi yang pas untuk ditinggali, ada ruang yang hanya dapat ditanami. Selain itu, ada pula ruang yang dapat dimanfaatkan hasil buminya, airnya, mineralnya, minyaknya, gasnya. Dan ada pula yang dapat dimanfaatkan secara bersama dan bergantian.

Ekosistem yang layak huni luasnya terbatas. Ekstraksi sumberdaya alam yang tak terkontrol, dan tanpa usaha mitigasi dinamika lingkungan akan membahayakan kelangsungan hidup. Manusia dengan ilmu, akal dan pengetahuannya dituntut harus mampu melakukan konservasi ekosistemnya secara bijak. Keterbatasan ruang harus dipelihara. Singkatnya, konservasi lingkungan hidup perlu dilakukan dengan lebih bijak.

Keberagaman Indonesia tersebar di lebih dari 17.000 pulau. Keberagaman ini termasuk ragam sumberdaya alam dan ragam dinamika geologinya. Tidak semua tempat mengalami gempabumi, dan merasakan letusan gunung api. Namun, kita di Indonesia perlu tahu dimana tempat-tempat yang penuh dengan dinamika bumi yang khas ini. Tidak semua tempat memiliki batubara, emas, minyakbumi, dan air yang layak dikonsurnsi. Namun dengan kesatuan negara Republik Indonesia maka rakyat akan terus bertahan, maju dan berkembang secara bersama-sama.

Kondisi spesifik Indonesia ini harus kita kenali. Salah satunya kondisi demografi tahun 2020-2030, ketika terjadi bonus demografi. Pada saat itu 161 juta diantara 260 juta penduduk Indonesia merupakan usia produktif. Rakyat Indonesia membutuhkan sumberdaya alam mineral dan energi yang cukup untuk bekerja, serta lingkungan yang aman dari dinamika geologi. Sangat disadari, manusia memiliki keterbatasan. Kegiatan ekstraksi, mitigasi dan usaha konservasi tidak mungkin dilakukan sendiri atau secara sektoral. Bersatunya para pengelola bumi Nusantara semestinya mampu menjadikan penduduk Indonesia tetap bertahan, berkembang, dan maju bersama saat terjadi bonus demografi sepuluh tahun lagi.

Dalam rangka Hari Bumi, pemerhati bumi di Indonesia harus BERSATU dalam menyediakan sumberdaya alam dan menyiapkan lingkungan yang sehat dan aman bagi generasi penerus bangsa. [***]

Rovicky Dwi Putrohari
Presiden IAGI

Seno Aji
Sekjen IAGI

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya