“Dengan penyerahan lebih cepat dari batas akhir berarti kami 100 persen sudah siap bertarung dalam Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014,’’ kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Fadel Muhammad, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurut wakil ketua tim seleksi caleg Partai Golkar itu, penyusunan DCS sudah rampung, termasuk persyaratan keterwakilan 30 persen perempuan dan pemuda.
Berikut kutipan selengkapnya;
Sejak kapan Partai Golkar siapkan DCS?Sejak 29 Januari 2013 dimulai rapat seleksi caleg. Yang menggodok saya bersama-sama Ketua Umum Partai Golkar Pak Aburizal Bakrie dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar lainnya, yakni Agung Laksono, Cicip Sutardjo dan Theo L Sambuaga.
Kami punya tugas menyiapkan caleg tingkat nasional dan caleg provinsi.
Lho, bukannya caleg provinsi itu urusan pengurus DPD?Biasanya memang begitu. Tapi kali ini DPP mengambil alih tugas ini semua. Sebab, kami menargetkan untuk menang Pileg dan Pilpres 2014.
Apa saja yang dilakukan dalam rapat seleksi?Mendengarkan tanggapan daerah saat penyusunan caleg per wilayah.
Selain itu, kami menentukan pola penyusunan dan nominasi daftar calon sementara. Kalau wilayah timur saya yang pimpin dan wilayah barat Pak Cicip.
Keterwakilan 30 persen perempuan sudah terpenuhi?
Alhamdulillah tim caleg kita yang dipimpin Bu Atut (Gubernur Banten) bersama tim perempuannya menyusun nama-nama caleg perempuan potensial, mana yang aktivis, penggerak massa dan lainnya. Semua direkrut untuk caleg. Ini untuk memenangkan Partai Golkar.
Makanya keterwakilan 30 persen perempuan tidak masalah. Malah kalau saya hitung kami sudah melebihi kuota itu.
Kenapa begitu?
Soalnya kalau calonnya tujuh dalam daerah pemilihan (dapil) itu, maka tiga caleg perempuan.
Kalau calonnya empat, maka perempuannya dua orang. Kami punya kader perempuan yang cukup banyak, selain itu Golkar diperkuat kelompok pemuda.
Berapa persen kelompok pemuda menjadi caleg?Cukup besar, kalau tidak salah sekitar 40 persen.
Apa yang menjadi indikator penentuan caleg?Pertama, pengabdian, sejauhmana pengabdiannya kepada partai. Ini bisa dilihat dari kepengurusannya dari pusat sampai daerah.
Kedua, elektabilitas, sejauhmana orang itu dikenal masyarakat. Untuk melihat lektabilitas itu, kami melakukan survei di 77 dapil mengenai kader Partai Golkar.
Ketiga, penugasan. Orangorang yang tidak diragukan lagi untuk mendulang suara ditugaskan untuk maju.
Keempat, pendidikan. Dengan pendidikan yang baik tentu caleg itu baik dari segi kualitas dan lainnya.
Bagaimana dengan orang tercela, apa bisa menjadi caleg?Kalau itu sudah otomatis tidak bisa. Kami tidak mau yang pernah masuk penjara atau lainnya. Sebab, kader seperti itu menurunkan elektabilitas Partai Golkar.
Caleg saling sikut dalam dapil, ini bagaimana?Itu menjadi pembahasan beberapa kali. Kita lihat di sebuah dapil siapa tokoh yang lebih kuat.
Itu yang ditempatkan di atas. Kemudian yang satu menunggu limpahan suara.
Awal Mei akan diatur strategi untuk memangkan kader itu.
Ada kesulitan menetapkan caleg?Waduh, banyak sekali. Sebab, ada tarik menarik kepentingan, pertemanan dan kemauan daerah.
Itu sulitnya luar biasa. Saya kita ketua tim Pak ARB (Aburizal Bakrie) dan anggota pasti tidak bisa menyenangkan hati dari kader.
Kami minta maaf, terutama yang nomor urutnya tidak sesuai dengan keinginan.
Berapa banyak yang kecewa?Pasti ada, meski sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan mengenai nomor urut. Sebab, sistemnya sekarang adalah suara terbanyak.Makanya semua caleg harus bekerja keras untuk lolos menjadi anggota legislatif.
Apa Anda yakin Partai Golkar menang dalam Pileg?Ya, yakin. Sebab, kami menempatkan kader-kader daerah yang memiliki elektabilitas di dapil masing-masing. Bagi yang masih kurang elektabilitasnya bulan Mei ini kami genjot untuk tingkatkan elektabilitasnya.
Apa saja langkahnya?Ada tiga anjuran dari DPP.
Pertama, caleg itu harus sosialisasi
siapa dirinya.
Kedua, ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan kegiatan sosial lainnya. Mulai sekarang sudah harus terjun.
Ketiga, mereka harus koordinasi dengan Partai Golkar setempat, harus terintegrasi. Mereka menyatu dengan caleg lokal.
Cukup nggak waktunya?Cukup. Kalau dimulai Mei 2013 sampai Maret 2014 berarti ada 10 bulan untuk kerja politik di lapangan.
Sudah perhitungkan lawan politik di daerah?Kalau wilayah barat hampir semua kami waspada. Tapi wilayah timur, Golkar bisa mendapatkan suara di atas 40 persen.
Basis terbesar Golkar di mana saja?Di Timur Indonesia adalah basis Golkar, kecuali Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Maluku yang dikuasai PDIP. Tapi itu akan kami rebut nanti.
Di mana saja target Partai Golkar untuk menang?Kami berharap menang di semua wilayah. Caranya Golkar menempatkan tokoh-tokoh berpengaruh di 77 dapil. Ketua umum berharap dengan penempatan tokoh berpengaruh itu, paling tidak Golkar mendapatkan 180 kursi di DPR.
Meskipun tantangannya besar, kami sudah siap bekerja kerasa untuk mencapai itu.
Isu apa yang dikedepankan untuk memenangkan pemilu?Partai Golkar membawa isu mengenai pembangunan dari desa. Partai Golkar sudah membuat blue print Indonesia 2045, seperti GBHN untuk membangun Indonesia ke depan. Blue print Indonesia 2045 ini yang akan menjadi isu utama dalam mengembalikan kejayaan Indonesia di segala bidang. [Harian Rakyat Merdeka]