Berita

Michael Tene

Wawancara

Michael Tene, Kami Sudah Minta KJRI Agar 500 WNI Di Boston Waspada

SABTU, 20 APRIL 2013 | 08:34 WIB

“Kami sudah minta KJRI New York untuk menyampaikan kepada sekitar 500 WNI di Boston yang kebanyakan mahasiswa agar waspada. Bila perlu jangan keluar rumah,’’ kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Michael Tene kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Seperti diketahui, kakak beradik dari Chechnya diduga sebagai pelaku bom Boston.

Salah satu tersangka pengeboman Boston Marathon,Tamerlan Tsarnaev (26) tewas dalam baku tembak dengan aparat kepolisian Amerika Serikat, Jumat waktu setempat. Sementara tersangka kedua, Dzhokhar A Tsarnaev (19) hingga kini masih dalam pengejaran.


Komisioner Kepolisian Boston, Ed Davis seperti dilansir AFP, Jumat (19/4), mengingatkan warga Watertown untuk tidak pergi keluar rumah. Masyarakat diingatkan mengunci pintu rumah mereka.

Bahkan warga juga diingatkan untuk menjauh dari jendela-jendela. Ini dikarenakan polisi meyakini tersangka kedua yang masih buron ini, telah menanam bom di tempat-tempat yang tidak diketahui.

Michael Tene selanjutnya mengatakan, saat pelacakan seperti ini, WNI di sana perlu hati-hati dan waspada.

“Kita harapkan dalam pengejaran ini tidak ada korban sipil, khususnya WNI di sana,’’ ujar Tene.

Berikut kutipan selengkapnya;

Saat pengejaran seperti ini, apakah ada WNI yang menjadi korban?

Tidak ada. Setelah diadakan pemeriksaan lebih jeli lagi dari pihak pemerintahan di sana dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di New York, saya pastikan tidak ada korban dari WNI dalam pengejaran pelaku bom Boston itu.

Apa yang dilakukan KJRI di sana?

Perwakilan kita di AS sampai saat ini terus mengingatkan WNI di sana untuk berhati-hati saat pengejaran pelaku itu.

Apakah Menlu akan ke sana?

Belum tahu. Tapi Pak Menlu Marty Natalegawa sudah sampaikan duka cita yang dalam bagi keluarga korban bom dan mengecam insiden tersebut.

Selain itu, Menlu tetap memerintahkan KJRI mengecek keberadaan dan keselamatan WNI yang berada di Boston, terutama saat pengejaran pelaku saat ini.

Harapan atas insiden ini?

Kami berharap pemerintah AS bisa segera memulihkan kondisi dan situasi yang sempat menimbulkan ketakutan-ketakutan.

Kami juga berharap pelaku yang sedang dikejar itu bisa ditangkap dan segera diproses hukum sesuaidengan hukum dan aturan yang berlaku di sana, karena kejahatan ini adalah teror dan perlu dituntaskan.

Terkait ini tentunya harus menjadi perhatian kita bersama mengenai kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi di sini. Indonesia berkeyakinan pemerintah AS bisa mengungkap kejadian ini dan menghukum pelakunya serta mencegah hal serupa terjadi lagi.

O ya, setelah bom itu, apa kegiatan di Boston terganggu?

Tidak. Semua tetap berjalan seperti biasa, karena tidak berpengaruh apa-apa. Hanya saja sekarang ini warga di sana serba hati-hati karena FBI sedang memburu salah satu pelaku bom Boston tersebut.

Bagaimana keadaan saat itu?

Kacau, karena kan saat itu bom meledak di gelaran acara marathon yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari garis finish, saat itu banyak penonton juga yang menyaksikan acara itu.

Tak lama berselang ledakan susulan terjadi beberapa menit di perpustakaan. Ledakan kedua dilaporkan tidak menimbulkan korban.

Apakah motifnya juga sudah diketahui?

Motifnya sendiri masih diteliti. Tapi yang jelas ini tidak bisa dibiarkan, karena sudah mengganggu keamanan. Pemerintahan AS serius menuntaskan ini. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya