Berita

ilustrasi/ist

Politik

Rakyat Berhak Menolak Kenaikan Harga BBM

JUMAT, 19 APRIL 2013 | 13:20 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Selain utang negara yang sudah membengkak hingga 2.000 triliun rupiah dan ditambah pemborosan belanjan negara di bidang birokrasi. Pemasukan negara juga minim terutama lewat pajak dan non pajak.

"Pemerintah tidak serius benahi pemasukan lewat pajak dan non pajak. Berbagai royalty migas dan pertambangan juga tidak pernah dibeberkankan," ujar anggota Komisi VII DPR, Dewi Aryani kepada Rakyat Merdeka Online, Jumat (19/4).

Hal ini diungkapkan Dewi Aryani untuk mengkritisi kebijakan pemerintah yang berencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) atau opsi dua harga terkait kebijakan harga BBM yakni Rp 6.500 per liter untuk mobil pribadi dan Rp 4.500 per liter untuk motor dan angkutan umum.


Semestinya jelas Dewi, yang harus dilakukan pemerintah adalah, stop utang, hemat belanja birokrasi, debirokratisasi struktural pemerintahan yang tidak efektif, naikkan pemasukan negara dari pajak dan non pajak dari berbagai sektor termasuk sektor energi.

"Semua itu cukup untuk membiayai negara ini plus memberi hak rakyat berupa subsidi. Berantas korupsi juga jangan tanggung-tanggung," tegas Dewi.

Sambung politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, Jangan sedikit-sedikit rakyat yang jadi korban, rakyat kata dia adalah pemilik APBN, bukan hanya milik pemerintah. Pemerintah seharusnya memposisikan dirinya menjadi pengelola keuangan rakyat bukan penguasa keuangan sehingga bisa seenaknya kepada rakyat.

Masih kata Dewi, kebijakan kenaikan BBM tidak dapat disebut sebagai kebijakan yang memenuhi asas keadilan. Padahal, dalam kebijakan publik, keadilan seharusnnya menjadi preferensi utama, terlebih dalam masyarakat plural seperti Indonesia. Teori Utilitarian berbicara mengenai memaksimalkan jumlah kebahagian terbesar bagi seluruh masyarakat dengan cara menghambat sifat egois individu dengan legislasi serta kesadaran bahwa manusia hidup dalam satu tubuh sosial.

"Sayangnya, Pemerintah kita tidak melakukan itu. Betapa harus disadari bahwa kebijakan kenaikan BBM tidak lebih hanya akan menganggu kestabilan akan keadilan di Indonesia," ungkap Dewi.

Tambah anak buah Megawati Soekarnoputri ini, rakyat berhak menolak rencana kenaikan BBM, dan sudah seharusnya pemerintah berpikir ulang dan lebih jujur mengenai alasan-alasan jebolnya APBN yang sesungguhnya.

"Ini jelas-jelas bukan karena adanya subsidi untuk rakyat," tandas Dewi. [rsn]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya