Berita

endang tirtana

Konvensi Capres Belum Dilirik Karena Partai Dikuasai Kelompok Tua

SABTU, 06 APRIL 2013 | 06:50 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Tradisi penjaringan calon presiden lewat mekanisme konvensi dimulai pada tahun 1766 di Amerika Serikat yang selanjutnya berkembang dan terus dipertahankan dalam tradisi partai politik di banyak negara di dunia.

Peneliti Maarif Institute for Culture and Humanity, Endang Tirtana, mengakui, konvensi partai ini terbukti mengundang gairah politik di masyarakat. Pasalnya, media yang senantiasa memberitakan dari hari ke hari mengenai calon presiden yang diusung bisa menjadi wadah untuk mengisi gap keterjarakan informasi antara kandidat presiden dengan pemilih. Sehingga pemilih tidak terkesan "membeli kucing dalam karung".

"Meskipun tidak bisa ditampik juga, bahwa 'bisnis konvensi' bisa menjadi hal negatif juga dalam partai ketika 'sawer uang' dijadikan strategi untuk memenangkan konvensi," ungkapnya (Sabtu, 6/4).


Selain itu juga, banyak pandangan yang menilai bahwa konvensi bisa menimbulkan perpecahan partai karena calon-calon yang kalah akhirnya membuat manuver-manuver politik.  Di atas semua itu, dikatakannya, konvensi belum menjadi budaya partai politik di Indonesia.

"Butuh keikhlasan dari para petinggi partai. Karena mayoritas parpol di Indonesia masih dikendalikan kelompok-kelompok tua yang tidak ingin lepas dari kekuasaan," jelasnya.

Padahal, penting juga untuk mengakomodir calon yang high profile yang elektabilitasnya tinggi namun yang bersangkutan bukan kader atau pengurus partai, seperti Chairul Tanjung, Dahlan Iskan, Gita Wirdjawan, Mahfud MD  dan Din Syamsuddin.

"Terlepas dari 'dua sisi koin' positif dan negatifnya, konvensi dalam penentuan calon presiden dalam sebuah partai sangatlah penting untuk dilakukan di Indonesia guna mendekatkan figur terhadap masyarakat yang selanjutnya membuka ruang dialog," tandasnya. [zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya