Berita

syahganda nainggolan

Kerinduan akan Pemimpin yang Tegas Bisa Buyar Karena Anggota Kopassus Brutal

JUMAT, 05 APRIL 2013 | 10:12 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Setelah hampir 15 tahun reformasi, rakyat Indonesia menikmati besarnya peranan sipil dalam mengelola demokrasi di Indonesia.

"Tentu saja sepanjang ini kita tetap ragu atas apa yang kita peroleh," jelas pengamat sosial-politik Syahganda Nainggolan (Jumat, 5/4).

Keraguan muncul karena meluasnya praktik korupsi, lemahnya kordinasi pembangunan, meningkatnya koefisien gini, menurunnya index HDI, dan lain-lain hingga terakhir berkibarnya bendera Aceh yang mirip milik GAM.


"Keraguan ini membuka peluang bahwa sebaiknya model pemerintahan yang terlalu demokrasi, liberal dan sipil ini diakhiri dengan memilih sosok pemimpin yang keras, tegas, berani, disiplin dan lain sebagainya," sambung mantan aktivis ITB ini.

Seiring dengan keraguan ini, hasil survei-survei akhirnya menempatkan mantan Danjen Kopassus Prabowo Subianto sebagai Capres 2014 paling favorit. "Tentu kita harus mengapresiasi harapan rakyat atas Prabowo, sebagaimana prinsip vox populi, vox dei dalam demokrasi," imbuhnya.

Namun, jejak Kopassus dalam penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, akhir dua pekan lalu, yakni dibunuhnya empat tahanan sipil tentu sangat mengganggu. Karena bahkkan, tawanan perang pun tidak boleh dibunuh.

Ada apa dalam pendidikan TNI, khususnya Kopassus selama ini? Bagaimana mereka mempersepsi kasus sipil menjadi kasus militer? Bagaimana mereka bisa melanggar prinsip-prinsip HAM dalam demokrasi? Padahal ini sudah 15 tahun reformasi.

"Ini menjadi catatan buat Prabowo sebagai mantan Danjen Kopassus yang acapkali dituduh sebagai pelanggar HAM dan penculik aktivis. Ketika apresiasi begitu tinggi padanya, jejak Sleman menjadi pengingat, pentingnya kita merenung kembali, bisakah kita melupakan sosok militer orde baru yang kejam? Bisakah mereka berubah?" demikian Syahganda. [zul]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya