Berita

Gubernur Jawa Barat akan Dengarkan Keterangan Ahli tentang Bangunan di Bawah Gunung Padang

RABU, 03 APRIL 2013 | 22:52 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

Penelitian yang dilakukan di sekitar kawasan cagar budaya situs megalitikum Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, disambut baik pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Penelitian yang dilakukan sejak awal tahun 2012 lalu di sekitar situs megalitikum itu memperlihatkan bahwa ada bangunan lain buatan manusia pada masa lalu yang tertimbun di bawah susunan dan serakan bebatuan megalitikum di permukaan tanah seluas 900 meter persegi itu.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang juga mengikuti perjalanan penelitian itu turut mengapresiasi. Dalam perbincangan dengan Rakyat Merdeka Online di kediaman resmi di Gedung Pakuan, Bandung, Rabu sore (3/4), Ahmad Heryawan yang barusan memenangkan kembali pemilihan gubernur Jawa Barat, mengatakan dirinya ingin mendengarkan langsung penjelasan dari tim ahli lintas disiplin yang terlibat dalam penelitian tersebut.

Dia mengakui bahwa penelitian yang dilakukan di kawasan situs megalitikum itu juga turut mendongkrak popularitas Gunung Padang sebagai salah satu objek wisata di Jawa Barat.

"Saya sudah mengikuti laporannya, dan ingin mendengarkan langsung dari para ahli yang ikut meneliti. Ini tentu harus kita apresiasi," ujarnya sambil menambahkan kontroversi yang mengiringi penelitian di Gunung Padang perlu didekati secara ilmiah.

Para ahli yang terlibat dalam penelitian yang kini dilakukan di kawasan timur di luar situs megalitikum itu antara lain adalah geolog DR. Danny Hilman Natawidjaja, paleosedementolog DR. Andang Bachtiar, arkeolog DR. Ali Akbar, ahli permodelan sipil DR. Budianto Ontowirjo serta praktisi arsitek dan kawasan Pon Purajatnika yang membuat model rekaan bangunan yang tertimbun itu. Para ahli lintas disiplin ini bergabung dalam Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang yang diinisiasi Kantor Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief.

Uji karbon yang dilakukan laboratorium Beta Analytic Miami di Florida, Amerika Serikat, bulan November tahun lalu memperkirakan bahwa specimen dari kedalaman 5 hingga 12 meter di bawah permukaan situs megalitikum Gunung Padang berusia antara 14.500 hingga 25.000 tahun.

Sementara laboratorium Badan Atom Nasional (Batan) memperkirakan usia materi yang mengisi rongga di kedalaman 8 hingga 10 meter di bawah permukaan situs sekitar 11.600 tahun.

Hasil uji carbon kedua lembaga dalam dan luar negeri ini tentu mengagetkan dan menimbulkan banyak pertanyaan.

Penelitian ini berawal dari upaya mencari pola berulang kejadian bencana alam di kawasan-kawasan rawan bencana termasuk di patahan Cimandiri yang tidak jauh dari situs megalitikum Gunung Padang. Penelitian difokuskan pada Gunung Padang setelah peralatan geo radar dan geo listrik yang digunakan dalam penelitian kebencanaan merekam anomali geologi di bawah situs Gunung Padang.

Diduga kuat, anomali geologi ini memiliki kaitan dengan kejadian kebencanaan di kawasan itu pada masa-masa yang lalu.

Kembali ke Ahmad Heryawan. Pria kelahiran Sukabumi ini mengatakan akan mencari jadwal secepatnya untuk bertemu dengan DR. Danny Hilman dan kawan-kawan.

"Coba kita lihat minggu depan," demikian Ahmad Heryawan. [guh]

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

KSST Yakin KPK Tindaklanjuti Laporan Dugaan Korupsi Libatkan Jampidsus

Jumat, 24 Januari 2025 | 13:47

UPDATE

HUT Ke-17 Partai Gerindra, Hergun: Momentum Refleksi dan Meneguhkan Semangat Berjuang Tiada Akhir

Senin, 03 Februari 2025 | 11:35

Rupiah hingga Mata Uang Asing Kompak ke Zona Merah, Trump Effect?

Senin, 03 Februari 2025 | 11:16

Kuba Kecam Langkah AS Perketat Blokade Ekonomi

Senin, 03 Februari 2025 | 11:07

Patwal Pejabat Bikin Gerah, Publik Desak Regulasi Diubah

Senin, 03 Februari 2025 | 10:58

Kebijakan Bahlil Larang Pengecer Jual Gas Melon Susahkan Konsumen dan Matikan UKM

Senin, 03 Februari 2025 | 10:44

Tentang Virus HMPV, Apa yang Disembunyikan Tiongkok dari WHO

Senin, 03 Februari 2025 | 10:42

Putus Rantai Penyebaran PMK, Seluruh Pasar Hewan di Rembang Ditutup Sementara

Senin, 03 Februari 2025 | 10:33

Harga Emas Antam Merosot, Satu Gram Jadi Segini

Senin, 03 Februari 2025 | 09:58

Santorini Yunani Diguncang 200 Gempa, Penduduk Diminta Jauhi Perairan

Senin, 03 Februari 2025 | 09:41

Kapolrestabes Semarang Bakal Proses Hukum Seorang Warga dan Dua Anggota Bila Terbukti Memeras

Senin, 03 Februari 2025 | 09:39

Selengkapnya