Berita

ilustrasi

Politik

TEROR DI POSO

Julukan Poso Sebagai Pusat Terorisme Harus Dihapus

RABU, 03 APRIL 2013 | 20:20 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Menurut para tokoh masyarakat dan anggota DPRD di Palu, wilayah Kabupaten Poso sengaja dicitrakan sebagai pusat terorisme dan dijadikan pusat instabilitas yang permanen oleh pihak asing.

Ketua Rombongan Kunker Komisi III DPR ke Palu, Almuzzammil Yusuf, menyatakan hal itu kepada wartawan (Rabu, 3/4). Dia menyatakan, sudah mendengar penjelasan dari Kapolda Sulawesi Tengah, tokoh agama, dan Panja DPRD Poso yang sudah bekerja sejak Januari 2013. Temuan mereka cukup lengkap dan representatif.

Almuzzammil menyatakan, hasil kunker pihaknya bakal disatukan dengan laporan tim Komisi III yang berangkat ke Dompu NTB untuk mengusut kasus penembakan dan penahanan oleh Densus 88 terhadap terduga teroris.


Dari Panja DPRD Poso, Wakil Ketua Komisi III DPR ini mendapatkan informasi bahwa teror di Poso rawan membesar karena penanganan terorisme yang dilakukan Densus 88 cenderung berlebihan dan demonstratif. Dampaknya, mayoritas masyarakat umum yang tidak terlibat menjadi antipati terhadap Polri.

"Mereka mendukung pemberantasan terorisme, tapi mereka minta agar julukan Poso sebagai pusat terorisme dihapus dari wacana publik.” katanya.

Muzzammil menyarankan agar Presiden SBY dan Kapolri melakukan evaluasi yang komprehensif dalam penanganan terorisme oleh Densus 88 agar tidak banyak korban berjatuhan. Jika tidak segera dievaluasi, dampak kerja Densus 88 akan menjadi beban polisi lokal yang disikapi antipati oleh masyarakat sehingga hubungan mereka menjadi tegang.

Menurut politisi PKS asal Lampung ini, pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, aparat penegak hukum harus bekerjasama dalam membina masyarakat dan mensosialisasikan pemahaman Islam yang rahmatan lil alamin.

"Tanpa melibatkan mereka semua, pemberantasan terorisme yang refresif akan melahirkan perlawanan yang lebih besar, terutama dari umat Islam," tandasnya. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya